tag:blogger.com,1999:blog-9980553232594003202024-03-20T04:48:17.265-07:00Penyakit Pada Anakpenyakit yang sering terjadi pada anak anakPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-72798004118131677712011-02-28T23:27:00.000-08:002011-02-28T23:30:25.737-08:00ASI Bisa Tekan Stres Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjMt051zYMRdozFQYh3RGefFc_hRXhkjS7Wpb3CrVFDtiEa4fr2yD3XbOWYJcYgVoAJuGWkZIcKJglvimqPWCYATyrgf2EwlwDCOxU-P3i-E3uuA7XVxyJtbPu-8XGmlDIm9LBdIUbWrM/s1600/menyusui.jpeg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 198px; height: 254px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjMt051zYMRdozFQYh3RGefFc_hRXhkjS7Wpb3CrVFDtiEa4fr2yD3XbOWYJcYgVoAJuGWkZIcKJglvimqPWCYATyrgf2EwlwDCOxU-P3i-E3uuA7XVxyJtbPu-8XGmlDIm9LBdIUbWrM/s320/menyusui.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5579010366691846978" border="0" /></a>Asupan ASI membuat bayi merasa lebih dekat dengan ibunya. Ini membuat bayi merasa aman.<br />VIVAnews - Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi memiliki banyak keuntungan. Duta ASI Nasional Ani Yudhoyono mengatakan, pemberian ASI pada bayi bisa mengurangi tingkat stres bayi setelah usianya beranjak remaja.<br /><br />“Bayi yang diberi ASI dalam suatu penelitian terbukti tingkat stresnya lebih rendah dibanding anak yang diberi susu formula. Ini karena adanya kontak fisik antara ibu dan bayi,” kata Ani Yudhoyono dalam acara Pekan ASI Sedunia 2010, di Silang Monas, Jakarta, Minggu 8 Agustus 2010.<br /><br />Menurut Ani, sebuh penelitian di Swiss yang melibatkan 9.000 bayi, bayi yang mendapatkan asupan ASI pada usia 10 tahun tingkat stresnya lebih rendah dibandingkan dengan bayi tanpa asupan ASI.<br />Ani mengatakan, dengan asupan ASI membuat bayi merasa lebih dekat dengan ibunya. Ini tentunya membuat bayi merasa aman dan nyaman.<br /><br />Dalam penelitian tersebut juga diketahui, bayi yang tak mendapatkan asupan ASI saat usianya beranjak remaja terlihat lebih reaktif dan tidak memiliki kontrol stres. “Tak hanya itu, tatapan mata ibu saat menyusui membuat ibu memiliki perasaan makin sayang pada anak,” katanya. (hs)<br />• VIVAnews<br /><br /><span style="font-size:78%;"><br /><span style="font-style: italic;">sumber : http://mardimario.blogspot.com/search/label/ASI%20Bisa%20Tekan%20Stres%20Anak</span></span>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-68607462428687309472011-02-28T22:15:00.000-08:002011-02-28T22:18:35.133-08:00si kecil senang di pijit<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6eet-UowDjkYDtpBzR0vYUxHEeynZxkTkBotfz_MzhRf40gBIBuVFo0y5FtdN_RmhwAvObuabQlvyGav8jUknWEzkgvoTE9cGi6rn7-eicySJ0v93WDGgRFvVzNDcTxAro2bxDYRAXU/s1600/pijat+bayi.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 200px; height: 138px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6eet-UowDjkYDtpBzR0vYUxHEeynZxkTkBotfz_MzhRf40gBIBuVFo0y5FtdN_RmhwAvObuabQlvyGav8jUknWEzkgvoTE9cGi6rn7-eicySJ0v93WDGgRFvVzNDcTxAro2bxDYRAXU/s320/pijat+bayi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5578992023534657858" border="0" /></a>Siapa bilang kebiasaan memijat bayi itu kuno? Ternyata pijat bayi itu sangat besar manfaatnya untuk mahluk kecil yang baru lahir ke dunia ini.<br /><br />Bayi -bayi prematur yang dipijat secara teratur setiap hari menunjukkan perkembangan fisik dan emosional yang lebih baik ketimbang bayi-bayi yang tidak dipijat. Selain itu berat badan bayi prematur yg dipijat akan mengalami peningkatan berat badan 20 hingga 40 persen dibandingkan yang tidak dipijat.<br /><br />Dan hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh Tiffany M Field PhD.<br />Selain itu, katanya, bayi-bayi yang dipijat selama lima hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami peningkatan sebesar 40 persen dibanding bayi-bayi yang tidak dipijat.<br />Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan emosional bayi. Jika dilakukan oleh ayah misalnya, maka pijat bayi itu bisa meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada tubuh ibu dan disebut ''pemberdayaan ayah,'' . Tapi bagaimana penjelasannya?<br /><br />ketika seorang ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa disayang, nyaman, dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan merangsang produksi hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini sangat berguna untuk memperlancar produksi ASI. Penelitian menunjukkan, 80 persen produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu.<br /><br />Selain itu, pijat bayi akan membuat bayi cepat lapar. Makin banyak ASI disedot oleh bayi (menyusui), maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin banyak ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi. Begitu pula sebaliknya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Tata cara pemijatan</span><br />Mengingat manfaatnya yang tidak kecil, sudah sepantasnya para orangtua menerapkan terapi sentuhan ini pada bayi mereka. Bagaimana caranya, ikuti tips berikut ini.<br />Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa langkah persiapan, yaitu:<br />* Mencuci tangan.<br />* Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.<br />* Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.<br />* Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.<br />* Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan proses pemijatan.<br />* Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.<br />* Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.<br />* Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajahnya sambil mengajak bicara.<br /><br />Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa dimulai. Berikut ini contoh cara memijat beberapa bagian tubuh bayi:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Pijat kaki</span><br />Mulailah dengan memegang kaki bayi pada pangkal paha seperti cara memegang pemukul softball. Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian seperti memerah susu dan putar.<br />Pegang pangkal paha dengan tangan secara bersamaan memeras dan memutar kaki bayi dengan lembut dari pangkal paha ke arah mata kaki. Kemudian, telapak kaki diurut dengan dua ibu jari secara bergantian mulai dari tumit ke seluruh telapak kaki. Pijat jari kaki satu-persatu dengan memutar menjauhi telapak, diakhiri tarikan lembut di tiap ujung jari. Lalu, peras dan putar pergelangan kaki dengan ibu jari dan jari lain. Usap kaki bayi dengan tekanan lembut dari pangkal paha hingga akhir.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Perut bayi</span><br />Pijat perut bayi dari atas ke bawah seperti gerakan mengayuh sepeda. Pijat perut mulai bagian kiri atas ke bawah dengan jari-jari tangan membentuk huruf I lalu L terbalik.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Pijat dada</span><br />Buat gerakan ke atas sampai dengan bawah leher lalu ke samping kiri-kanan di atas tulang selangka membentuk gambar jantung lalu kembali ke ulu hati. Gerakan diagonal di dada (huruf X) dari kiri ke kanan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Pijat lengan bayi</span><br />Peras dan putar dengan kedua tangan dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. Pijat telapak tangan dengan ibu jari mulai telapak hingga jari-jari. Usap punggung tangan dari arah pergelangan ke jari-jari dengan lembut. Peras sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan telunjuk.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Pijat muka</span><br />Letakkan ibu jari diantara alis mata si bayi. Pijat dengan ibu jari secara lembut pada alis dan di atas kelopak mata. Pijat dari pertengahan alis turun ke bawah melalui samping lipatan hidung.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">* Pijat punggung</span> Tengkurapkan melintang. Pijat punggung dengan gerakan maju mundur sepanjang punggung mulai dari pantat hingga leher. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari mulai batas punggung sampai dengan pantat<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:78%;" >Sumber : http://ibudananak.com/index.php?option=com_content&task=view&id=247&Itemid=9</span>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-81838285584401083292011-01-04T03:07:00.000-08:002011-01-04T03:16:06.082-08:0010 Penyakit Pertama Pada Bayi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvmbmjLawyg0gaOkSK9IW5m4HwYWgJQRwW2zw07NcnK3Kqb_1f55FIuw2Nb0hGYWyB3AAi9YwzzvjSAzl7undc6eVodELEEJWpCazxNiAXRjCpwpDCeiE5JfP_lahJvKcK8aHxIrzvg9M/s1600/DSC00106.JPG"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvmbmjLawyg0gaOkSK9IW5m4HwYWgJQRwW2zw07NcnK3Kqb_1f55FIuw2Nb0hGYWyB3AAi9YwzzvjSAzl7undc6eVodELEEJWpCazxNiAXRjCpwpDCeiE5JfP_lahJvKcK8aHxIrzvg9M/s320/DSC00106.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5558287385288501394" border="0" /></a>Menjadi orang tua baru tentu membahagiakan. Namun, kebahagiaan terkadang berubah menjadi kepanikan tatkala si kecil mendadak sakit. Nah, ada baiknya Anda mengenali 10 penyakit pertama bayi, seperti dipaparkan Dr. Kusnandi Rusmil, Sp.A dari RS Hasan Sadikin, Bandung berikut ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. BATUK-PILEK</span><br />Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. “Sebagian besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam.”<br /><br />Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. “Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada batuk pilek.”<br /><br />Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. “Yang penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan.”<br /><br />Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 – 3 hari, segera bawa ke dokter. “Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik, terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum yang banyak, terutama ASI.”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2. INFEKSI TELINGA</span><br />Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. “Bisa juga karena telinga kemasukan air yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga tengah.”<br /><br />Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun selama 2 – 3 hari. “Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah.”<br /><br />Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan dapat menimbulkan nanah. “Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem pendengaran rusak.”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. DIARE</span><br />Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.<br /><br />Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. “Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik.”<br /><br />Kusnandi juga menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.<br /><br />Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. “Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI.”<br /><br />Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. “Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter,” kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. “Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya,” kata Kusnandi mengingatkan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">4. BATUK PLUS SESAK NAPAS</span><br />Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak napas. “Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak napas,” ujar Kusnandi.<br /><br />Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus betul-betul diobati. “Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung.”<br /><br />Penanganan gejala-gejala serius ini harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. “Jika sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter,” tegas Kusnandi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">5. SAKIT TENGGOROKAN</span><br />Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus yang menyerang tenggorokan. “Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit menelan.”<br /><br />Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik. “Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya sama saja dengan sirup.”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">6. SEMBELIT</span><br />Penyebab sembelit bisa karena kurang makan makanan berserat. Oleh karena itu, bayi sebaiknya diberi banyak buah, sayuran, dan ASI. “Berikan puding atau agar-agar, buah-buahan, dan sayuran. Untuk bayi yang belum bisa makan, berilah ASI sebanyak mungkin. Biasanya, bayi yang masih minum ASI jarang sembelit, kecuali bayi yang diberi susu formula. Mungkin susunya kurang cocok.”<br /><br />Untuk mengatasi sembelit, pilih susu yang cocok. “Sementara dokter biasanya akan memberi obat untuk melancarkan BAB-nya.” Namun, ada juga bayi baru lahir yang tak bisa buang air besar. “Keluhannya, perut kembung dan sering muntah. Itu karena saraf dari usus kurang, sehingga gerak peristaltiknya pun berkurang. Ini penyakit bawaan, harus dioperasi untuk membuang usus yang tidak ada sarafnya. Kasus seperti ini sering terjadi pada bayi baru lahir,” terang Kusnandi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">7. INFEKSI SALURAN KEMIH</span><br />Selain sulit BAB, infeksi saluran kemih juga sering terjadi pada bayi yang baru lahir. “Banyak terjadi pada bayi perempuan, karena saluran kemih perempuan lebih pendek dari saluran kemih bayi laki-laki, sehingga kuman lebih gampang masuk ke dalam tubuh. Jika bayi panas tanpa diserta batuk-pilek atau sakit telinga, orang tua harus selalu berpikir bahwa ini bisa saja sakit radang saluran kemih.”<br /><br />Gejala infeksi saluran kemih hanya panas atau air kencingnya sedikit, dan bayi merasa nyeri di daerah perut atau kesakitan saat buang air kecil/kencing. “Kadang-kadang, radang atau infeksi saluran kemih ini tidak bergejala juga. Buang airnya pun normal. Justru jika gejala tak muncul, sangat berbahaya karena dapat merusak ginjal.” Oleh karena itu, jika bayi demam lebih dari 38,5 0 Celcius, segera periksakan ke dokter.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">8. MUNTAH</span><br />Muntah atau gumoh disebabkan karena perut bayi yang baru lahir ukurannya masih sangat kecil. “Daya tampungnya masih sedikit. Kalau terlalu banyak diberi susu, dia akan memuntahkan susunya kembali.”<br /><br />Oleh karena itu, untuk bayi yang diberi susu formula, pada saat disusui, posisi botol susu dan botol harus pas dengan mulutnya agar udara tidak ikut masuk ke dalam mulut bayi. Udara yang ikut masuk ini dapat menyebabkan bayi muntah. Sementara untuk bayi yang disusui ASI, posisi menyusui harus betul dan pas. Usai disusui, gendong bayi dengan posisi seperti berdiri hingga bersendawa. Setelah itu bayi ditidurkan dengan posisi miring ke kiri.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">9. ALERGI</span><br />Banyak hal yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. “Yang paling sering alergi susu sapi atau susu formula. Jika ibu atau keluarganya punya bakat alergi, bayi pun jadi gampang alergi. Sebagian besar alergi timbul karena makan telur, sea food, dan susu formula.”<br /><br />Untuk menghindarinya, ibu menyusui sebaiknya menghindari konsumsi makanan alergen seperti telur, kacang-kacangan, sea food, atau makanan pemicu alergi. “Pasalnya, alergi ini dapat langusng terbawa melalui ASI. Dokter biasanya memberikan susu anti-alergi khusus untuk bayi yang memiliki bakat alergi atau alergi pada susu formula. Susu antialergi ini mudah didapat dan sudah banyak dijual, kok.”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">10. RUAM POPOK</span><br />Usai buang air atau pipis, popok bayi harus segera diganti agar tidak menimbulkan iritasi atau merah-merah pada kulit bayi. Jika kulit bayi mengalami iritasi, kuman akan lebih mudah masuk ke dalam tubuh bayi. Untuk mencegahnya, gantilah popok sesering mungkin dan pakaikan pampers yang dapat menyerap banyak air.<br /><br />Untuk popok kain, sebaiknya rajin-rajin mencuci popok. “Teknologi sudah semakin canggih, orang kini menciptakan pampers yang dapat menyerap air lebih banyak agar lebih praktis. Namun, bukan berarti bayi harus seharian pakai pampers yang itu-itu terus. Udara juga harus bisa keluar masuk, dong. Hanya saja, kelebihan pampers dapat mengurangi frekuensi pergantian popok, dibandingkan popok kain.”<br /><br />Pengobatan untuk ruam popok, jika kulit bayi terkena popok basah, dapat diobati dengan memberikan bedak, talek, atau salep. “Tetapi yang paling penting harus sesering mungkin mengganti popok atau pampers. Artinya, kondisi kulit bayi harus tetap dalam keadaan kering.”<br /><br /><span style="font-weight: bold;">WASPADA BILA …</span><br />Selain 10 penyakit di atas, ada beberapa tanda pada bayi yang harus diwaspadai dan segera dibawa ke RS, antara lain:<br /><br /><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">1. Kejan</span><span style="font-weight: bold;">g</span><br />Jika bayi kejang disertai panas atau tanpa panas, harus segera di bawa ke RS untuk mengetahui penyebab kejangnya. Setiap kejang, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan otak, sehingga bayi tidak boleh kejang. Jadi, secepatnya harus diatasi. Jika bayinya kejang disertai demam, orang tua harus selalu membawa obat anti panas dan anti kejang. Karena biasanya sakit kejang ini suka kambuh. Kemana pun si bayi pergi, harus selalu membawa obat anti kejang untuk mencegah kejang. Jangan sampai bayi sering kejang.<br /><br />Pemicu kejang ini macam-macam, bisa karena proses di kepala atau otak, atau di luar kepala. Kalau di dalam otak atau kepala, kemungkinan ada infeksi di otak atau tumor di otak, dan perdarahan di otak. Tapi yang terjadi di luar otak, bisa karena kekurangan natrium atau garam dan gula, sehingga terjadi gangguan-gangguan elektrolit. Misalnya karena sering diare, atau kejang karena adanya elektrolit atau garam yang keluar dari tubuh.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">2. Sesak napas</span><br />Jangan sampai bayi Anda sesak napas, apalagi sampai membiru. Itu tandanya si bayi sudah kekurangan oksigen. Oksigen itu terutama dialirkan ke dalam otak dan organ lainnya. Jika bayi Anda sesak napas, secepatnya harus diatasi, apakah sesak itu disebabkan karena sumbatan saluran napas, atau karena infeksi di paru-paru, harus segera diatasi dan dibawa ke dokter.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">3. Syok</span><br />Tanda-tandanya, denyut nadi tak teraba, muncul keringat dingin, kesadaran berkurang, serta jumlah cairan tubuh berkurang. Penyebab syok pada bayi bermacam-macam juga. Dapat dikarenakan kehilangan cairan tubuh, misalnya demam berdarah, yang mengakibatkan cairan dari dalam darah melalui pembuluh darah keluar menuju jaringan. Bisa juga karena diare dan kekurangan cairan, terjadinya perdarahan, kelainan jantung, atau karena syok lain yang disebabkan karena kesakitan yang biasa dokter sebut dengan neorogenik shock. Perawatannya, harus harus segera diinfus.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic;">4. Tak sadarkan diri</span><br />Ini dapat terjadi karena adanya gangguan kesadaran. Setiap ada gangguan kesadaran pada bayi, orang tua harus hati-hati dan harus segera membawanya ke dokter. Ciri-ciri bayi yang tak sadarkan diri, secara fisik dapat terlihat seperti mula-mula setengah sadar, mengacau, panas tinggi, atau mungkin saja langusng tidak sadar. Di cubit pun, tak akan merasakan sakit dan tak tahu apa yang terjadi disekelilingnya.<br /><br /><br /><span style="font-size:78%;">sumber : http://kautsarku.wordpress.com/2008/01/24/10-penyakit-pertama-pada-bayi/</span><br />.Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-37821336871805960192010-02-12T21:59:00.000-08:002010-02-12T22:03:44.246-08:00Difteri pada anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPQZzFGXxFk2-LsBuf3Yqscs12E_R-yCvGkROfd2O3D5Fmfvi_E5l-od_PedvOzxtnCBEpy3SNTIvC412bc0pcIwg9GeUDDUSUMclgmrzvNOYO4uEO2_P2WaZuTq2ue3rnNEUfhzClxm0/s1600-h/difteri+anak.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 170px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPQZzFGXxFk2-LsBuf3Yqscs12E_R-yCvGkROfd2O3D5Fmfvi_E5l-od_PedvOzxtnCBEpy3SNTIvC412bc0pcIwg9GeUDDUSUMclgmrzvNOYO4uEO2_P2WaZuTq2ue3rnNEUfhzClxm0/s320/difteri+anak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437604624414517954" /></a><br /><br />Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak anak. Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.<br /><br />Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.<br /><br />Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :<br />- Infeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.<br />- Infeksi sedang bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.<br />- Infeksi berat bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jantung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).<br /><br />Disamping itu, penyakit ini juga dibedakan menurut lokasi gejala yang dirasakan pasien :<br />- Difteri hidung bila penderita menderita pilek dengan ingus yang bercampur darah.<br />- Difteri faring dan tonsil dengan gejala radang akut tenggorokan, demam sampai dengan 38,5 derajat celsius, nadi yang cepat, tampak lemah, nafas berbau, timbul pembengkakan kelenjar leher. Pada difteri jenis ini juga akan tampak membran berwarna putih keabu abuan kotor di daerah rongga mulut sampai dengan dinding belakang mulut (faring).<br />- Difteri laring dengan gejala tidak bisa bersuara, sesak, nafas berbunyi, demam sangat tinggi sampai 40 derajat celsius, sangat lemah, kulit tampak kebiruan, pembengkakan kelenjar leher. Difteri jenis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nyawa penderita akibat gagal nafas.<br />- Difteri kutaneus dan vaginal dengan gejala berupa luka mirip sariawan pada kulit dan vagina dengan pembentukan membran diatasnya. Namun tidak seperti sariawan yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang terjadi cenderung tidak terasa apa apa.<br /><br />Melihat bahayanya penyakit ini maka bila ada anak yang sakit dan ditemukan gejala diatas maka harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan. Pasien biasanya akan masuk rumah sakit untuk diopname dan diisolasi dari orang lain guna mencegah penularan. Di rumah sakit akan dilakukan pengawasan yang ketat terhadap fungsi fungsi vital penderita untuk mencegah terjadinya komplikasi. Mengenai obat, penderita umumnya akan diberikan antibiotika, steroid, dan ADS (Anti Diphteria Serum).<br /><br />Dengan pengobatan yang cepat dan tepat maka komplikasi yang berat dapat dihindari, namun keadaan bisa makin buruk bila pasien dengan usia yang lebih muda, perjalanan penyakit yang lama, gizi kurang dan pemberian anti toksin yang terlambat.<br /><br />Walaupun sangat berbahaya dan sulit diobati, penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan cara menghindari kontak dengan pasien difteri yang hasil lab-nya masih positif dan imunisasi.<br /><br />sumber : http://www.blogdokter.net/2007/09/30/difteri-difteria/Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-76760078652685108512010-02-12T21:50:00.000-08:002010-02-12T21:55:22.791-08:00Campak pada anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ55jRf9QV6_wOoHTZAhmqIr8VysdUvtvv94H0It0HDS6cUifgm_R2truWP2vvqEogC4Jcmtlm3UeEMoeM2l4c_75ki1Klqjaggnszwh7mD28MbvgkMfD2susDSJRbV1JT6nWxgqgrAoM/s1600-h/campak+pada+anak.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 275px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJ55jRf9QV6_wOoHTZAhmqIr8VysdUvtvv94H0It0HDS6cUifgm_R2truWP2vvqEogC4Jcmtlm3UeEMoeM2l4c_75ki1Klqjaggnszwh7mD28MbvgkMfD2susDSJRbV1JT6nWxgqgrAoM/s320/campak+pada+anak.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437602448300875506" /></a><br /><br />Campak merupakan nama yang tidak asing lagi bagi para ibu yang mempunyai bayi berusia 9 bulan. Ya, karena pada umur 9 bulan atau tepatnya 8 sampai 9 bulan, bayi akan mendapatkan imunisasi campak yang merupakan salah satu imunisasi wajib pada bayi untuk mencegah bayi terkena penyakit campak.<br /><br />Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama menyerang anak anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.<br /><br />Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus ini sangat menular terutama pada anak anak dengan daya tahan tubuh yang buruk. Virus masuk ke dalam tubuh melalui perantara udara yang berasal dari batuk, bersin atau kotoran tangan penderita campak. Penderita dapat menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.<br /><br />Membedakan penyakit campak dengan penyakit demam yang lain tidaklah terlalu sulit. Pada penderita campak akan ditemuka demam yang tinggi (paling tinggi dicapai setelah 4 hari), bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berair, tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras. Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare, bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh badan.<br /><br />Komplikasi yang timbul pada penyakit ini merupakan penyebab kematian utama pada campak. Komplikasi itu antara lain : Infeksi telinga bagian tengah, Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah), Pneumonia (infeksi paru-paru), Encephalitis (radang otak).<br /><br />Mengerikan bukan? Seperti penyakit penyakit lainnya, pada penyakit campak pun ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebelum ke dokter. Tindakan tindakan itu antara lain : tinggal dirumah sampai penyakit tidak menular lagi, istirahat dan minum banyak cairan, minum obat anti demam, minum obat batuk. Bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus, kejang-kejang atau mengantuk segera ke dokter.<br /><br />Saat tiba di tempat dokter, penderita campak akan diberikan beberapa tindakan medis guna mencegah komplikasi tetapi bila sudah terdapat komplikasi maka akan dilakukan upaya upaya untuk mengobati komplikasi yang ada. Bila dokter merasa bahwa penderita memerlukan perawatan lebih lanjut maka dokter dapat merujuk pasien ke rumah sakit terdekat.<br /><br />sumber : http://www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measlesPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-21652140691102826432010-02-12T21:42:00.000-08:002010-02-12T21:49:00.045-08:00Cacar Air pada Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYsdiJj1TAipIQEP_WObWOMUoCWLuaJi23YkmuacKzuAWEA-e6963njJFW9zx4tOnFoV3VKI9KYxe2VDFLqLJCfXvMrPckvIJfnINe9-FrJupN7_L9sxNeqTd1t8mvPndq7uGIFNq3lh8/s1600-h/cacar+air+pada+anak.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 108px; height: 92px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYsdiJj1TAipIQEP_WObWOMUoCWLuaJi23YkmuacKzuAWEA-e6963njJFW9zx4tOnFoV3VKI9KYxe2VDFLqLJCfXvMrPckvIJfnINe9-FrJupN7_L9sxNeqTd1t8mvPndq7uGIFNq3lh8/s320/cacar+air+pada+anak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437600870806831234" /></a><br /><br /><br />“Anak-anak terkena cacar air ?” tentu kita sering melihatnya. Bahkan kita mungkin juga pernah mengalaminya sendiri. Cacar air kita tentu familiar namun varisela, chicken pox,atau varicella zooster ? kita terkadang asing dengan istilah-istilah itu padahal nama-nama tadi punya penyebab yang sama dengan cacar air yang kita kenal. Tentu banyak pertanyaan yang kadang ingin kita tanyakan saat anak-anak kita atau kita sendiri terkena penyakit ini. Seperti apa bisa terkena penyakit ini lagi walau pernah kena, atau adakah imunisasinya dll”…..dll<br /><br />Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox.<br /># Varisela adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.<br /># Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada orang dewasa yang belum pernah terkena sebelumnya<br /># Banyak menyerang anak usia sekolah dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah<br /># Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7 hari setelah munculnya gejala<br /># Penularan dapat terjadi melalui: Kontak langsung dan Percikan ludah (droplet infection)<br /><br />Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) biasanya berkisar antara 2-3 minggu. “Cacar air dapat dicegah dengan pemberian zoster imun globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes zoster, atau dengan varicella – zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma yang mengandung titer antibodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 – 12 tahun diberikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60 – 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.<br /><br />Secara umum, seluruh jenis penyakir herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi persentuhan.<br />Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.<br /><br />Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu menimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang beberapa hari kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.<br /><br />Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun,, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.<br /><br />Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area persarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong muda.<br /><br />Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam bentuk herpes zoster.<br />Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan gejala sisa, yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.<br /><br />Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun.<br /><br />Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya, virus sempat merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti terbakar.<br /><br />Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pascaherpes. Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 – 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.<br /><br />Situs internet StopPain.Org memuat penelitian mutakhir yangmenunjukkan, kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes (neuropati) lebih mudah terkena nyeri pasca herpes. Menariknya, kebanyakan penderita diabetes dengan neuropati tidak akan menyadari kondisi sarafnya itu sebelum terkena herpes zoster.<br /><br />Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai ke mata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pascaherpes. Pada serangan yang sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster sangat sulit dipulihkan – jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh.Setiap pasien juga punya pengobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini, dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf, rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa mengakibatkan depresi<br /><br /><br />sumber : http://parentingislami.wordpress.comPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-50839278814953027412010-02-12T21:38:00.000-08:002010-02-12T21:41:48.296-08:00Batuk Rejan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPgomxXYW1oI3VmZmp9oZPCmfcGCyGLT_hv83pYz52OOX8IKc2C31qmmN52aeBPH_SuWwD7XmEp6xUGpTteAPC8f33_4xo6gH7Q_vh_vBMsmfRFn03qcxr3dkuiGdOL1peVUs1K0x8Go/s1600-h/batuk+rejan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 82px; height: 123px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSPgomxXYW1oI3VmZmp9oZPCmfcGCyGLT_hv83pYz52OOX8IKc2C31qmmN52aeBPH_SuWwD7XmEp6xUGpTteAPC8f33_4xo6gH7Q_vh_vBMsmfRFn03qcxr3dkuiGdOL1peVUs1K0x8Go/s320/batuk+rejan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5437599011261383122" /></a><br /><br />Penyakit Batuk rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen kasus ini terjadi di negara berkembang, penyakit ini biasanya diakibatkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang diakibatkan oleh B. parapertussis<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Masa Inkubasi</span><br /><br />Waktu terekspos sampai nampak tanda penyakit 3 sampai 12 hari.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Gejala<br /><br /></span>Biasanya dimulai dengan gejala ISPA ringan seperti batuk, bersin dan cairan hidung keluar terus menerus (pada stadium catarrhal) kemudian sesudah 1 minggu sampai 2 minggu dilanjutkan dengan batuk yg terus menerus namun diikuti masa dimana ada jeda batuk (stadium paroxysmal). Batuk ini mungkin dapat diikuti dengan adanya muntah, hal ini disebabkan rasa mual yg diderita, dan pada anak kecil dimana reflek fisiologis yg belum terbentuk secara sempurna maka akan menimbulkan muntah, hal ini tidak jarang membawa ke arah malnutrisi. Batuk ini dapat di picu oleh menguap, tertawa atau berteriak, dan akan berkurang sesudah 1 sampai 2 bulan. Komplikasi yg dapat mengikuti keadaan ini adalah pneumonia, encephalitis, hipertensi pada paru, dan infeksi bakterial yg mengikuti.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penularan<br /><br /></span>Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak mempunyai kekebalan tubuh, antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan memberatnya penyakit ini (sampai pada stadium catarrhal) sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan pada orang sehat tersebut.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pengobatan<br /><br /></span>Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Prognosis<br /><br /></span>Sebagian besar penderita mengalami pemulihan total, meskipun berlangsung lambat. Sekitar 1-2% anak yang berusia dibawah 1 tahun meninggal. Kematian terjadi karena berkurangnya oksigen ke otak (ensefalopati anoksia) dan bronkopneumonia.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pencegahan<br /><br /></span>Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan kemugkinan terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.<br /><br />Sumber : WikipediaPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-62432675200955494612010-02-10T22:20:00.000-08:002010-02-10T22:25:58.157-08:00problema gigi<span style="font-weight:bold;">Kerusakan Gigi Pada Balita </span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWj701Z_YkZDsUP-mW9uueii4JnjTzuMwFfmoC-YlP1qRChkU7YB4s0japvABNYVTiLRNlPGYi0d5tadbdklARYb2qeGchhQ9H6GKDLr9S0BIMZ4qW5kD2DlknwXsXdDOH9d-2mSmCRpE/s1600-h/gigirusak.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWj701Z_YkZDsUP-mW9uueii4JnjTzuMwFfmoC-YlP1qRChkU7YB4s0japvABNYVTiLRNlPGYi0d5tadbdklARYb2qeGchhQ9H6GKDLr9S0BIMZ4qW5kD2DlknwXsXdDOH9d-2mSmCRpE/s320/gigirusak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436867876543450354" /></a><br /><br />Gigi yang bersih dan sehat sangat sedap dipandang. Bagaimana caranya agar si kecil memilikinya?<br /> "Ma, sakit, Ma. Sakit!" rengek si kecil sambil memegangi mulutnya. Sepanjang hari itu, ia pun enggan makan dan minum, sehingga menjadi sangat rewel. Pemandangan seperti itu tentu tak ingin Anda alami.<br />Melihat si kecil sakit gigi, alamak! Kasihan sekali. Buat kita yang sudah dewasa saja sakit gigi itu menyebalkan. Apalagi si kecil.<br /><br /><br />Menghindari si kecil sakit gigi sebetulnya gampang-gampang susah. Tentu kita tak bisa menyerahkannya pada si kecil. Karena semua itu masih menjadi urusan/tanggung jawab orang tua.<br /><br />"Pengalaman dan pengamatan dalam praktek menunjukan, banyak ibu yang belum mengetahui seluk beluk tumbuh kembang gigi anak-anaknya, khususnya dalam usia balita, di mana praktis semua gigi anaknya masih berupa gigi susu," papar drg. Haryanto A.G., Sp.Pros, Konsulen Kesehatan Gigi.<br /><br />Tak jarang pula orang tua yang menganggap sepele masalah tersebut, karena gigi susu akan digantikan oleh gigi tetap. Sehingga tak perlu dirawat."Wah, tentu saja itu salah!" tukas dokter yang praktek di RS Graha Medika, Jakarta Barat ini.<br /><br />Pertumbuhan Gigi Susu<br />Proses tumbuh kembang gigi sebetulnya sudah berlangsung sejak masih dalam kandungan ibu. Benih gigi susu ini dibentuk kurang lebih 10 minggu kehamilan calon ibu. Tak heran, kesehatan umum seorang ibu hamil turut pula mempengaruhi perkembangan gigi-gigi si kecil.<br />Biasanya gigi susu pertama akan erupsi/muncul ke permukaan mulut ketika si anak berumur 5-6 bulan. Dan terus melengkapi hingga berjumlah 20 sampai usia 3 tahun.<br /><br />Secara berangsur-angsur pula, gigi-gigi susu ini akan tanggal mulai usia 5-6 tahun dan berakhir sampai usia 12-13 tahun. Dalam dunia kedokteran, periode ini disebut periode geligi bercampur.<br /><br />Kendati fungsinya akan digantikan, tak berarti orang tua boleh mengabaikan kesehatan gigi susu. Sebaiknya, bila gigi susu sudah muncul ke permukaan, maka pemeliharaan kesehatan dan kebersihan mulut, serta jenis makanan dan minuman yang diberikan akan sangat berperan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Termasuk juga cara pemberian makanan dan minuman tersebut.<br /><br />Karena itu, terang drg. Haryanto, "Menyikat gigi secara teratur dua kali sehari setelah sarapan pagi dan makan malam sangat bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi."<br /> <br />Lewat Makanan<br />Kerusakan gigi pada anak-anak bersifat multifaktorial. Karena itu kita perlu memberi perhatian. Ada pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Ini tentu jauh lebih murah. Karena bila rusak, perlu tindakan perawatan agar tak berlanjut parah. Biayanya pun tak sedikit.<br /><br />Perawatan gigi agar tumbuh sehat dimulai sejak dini. Sejak ibu mengandung. Karena tak jarang si kecil membawa kelainan gigi akibat kurangnya gizi dari dalam kandungan. Selanjutnya berilah si kecil makanan dengan kecukupan gizi tinggi, seperti makanan berserat.<br /><br />Ayah dan ibu bisa menjadi contoh bagi si kecil. Terapkan kebiasaan makanan sehat di rumah. Anda bisa memasukkan zat-zat gizi yang dibutuhkan si kecil lewat menu makanan sehari-harinya. Entah itu lewat makanan utamanya atau makanan selingan.<br /><br />Kebiasan ini akan menghindarkan si kecil dari makanan camilan yang tak sehat. Asal ibu tahu, makanan yang buruk untuk pertumbuhan gigi adalah makanan yang mengandung kadar gula tinggi seperti permen, es krim, sirop, kue-kue.<br /><br />Menghindarinya sama sekali tentu akan sangat sulit. Sesekali bolehlah si kecil memakan makanan-makanan itu, tapi biasakan untuk minum air putih sesudahnya. Berkumur dengan air putih setidaknya akan menghilangkan sisa-sisa makanan di sela gigi.<br /><br />"Bisa juga dilakukan dengan cara memakan buah-buahan berserat, seperti apel. Secara tak langsung, gigi si kecil dibersihkan. Tapi, jangan lupa untuk tetap menggosok gigi," terang dokter yang juga berkantor di FKG Universitas Trisakti ini.<br /><br />Jika sudah terlanjur rusak, mau tak mau si kecil harus diberikan perawatan khusus. Jangan terlalu cepat berkeinginan untuk memberi "pagar" agar gigi si kecil rapi. "Ini akan percuma, karena gigi tetapnya belum tumbuh secara keseluruhan," saran dokter yang sudah berpraktek lebih dari 30 tahun ini.<br /><br />Karena itu, tindakan menambal jika terjadi lubang, adalah langkah tepat. Jangan berpikiran, "Ah, itu, kan, cuma gigi susu. Tak perlu ditambal."<br /> <br />Kendati gigi ini bersifat sementara, toh fungsinya sangat dibutuhkan oleh si kecil. Sehingga, bila fungsi gigi ini terganggu, tentu akan mengganggu kegiatan si kecil. Terutama kegiatan makannya. Akibatnya, bisa saja si kecil jadi malas makan karena giginya sakit. Akibat lebih panjangnya bisa Anda tebak sendiri.<br /><br />Sumber : http://www.tabloid-nakita.com/ (tumbuh sehat)<br />sumber foto : http://webs.wichita.edu/mschneegurt/biol103/lecture22/rampant2_caries.jpgPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com21tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-65592746897851143872010-02-08T17:11:00.000-08:002010-02-08T17:16:29.807-08:00Sembelit Pada Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdT8cFiV8zI7ScRN3WltJZPl-UEftCMpv07Ie6Di7SiZFo1h89vkVRUWtoZJ5riQguuxe6n-GMT6ZPEKLVj6zHMyqQNiy3Q2uAb2099Xs-tkeERbislb3p0ZbICUwB80BhyMoKSyKQTvs/s1600-h/sembelit+anak.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 118px; height: 97px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdT8cFiV8zI7ScRN3WltJZPl-UEftCMpv07Ie6Di7SiZFo1h89vkVRUWtoZJ5riQguuxe6n-GMT6ZPEKLVj6zHMyqQNiy3Q2uAb2099Xs-tkeERbislb3p0ZbICUwB80BhyMoKSyKQTvs/s320/sembelit+anak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436046084608551250" /></a><br /><br /><span style="font-weight:bold;">DEFINISI<br /><br /></span>Sembelit mengacu pada tertundanya atau kesulitan dalam membuang kotoran atau peningkatan dalam ukuran dan kerasnya kotoran.<br /><br /> * Sembelit merupakan hasil dari kebiasaan makan makanan yang tidak mengandung cairan dan serat.<br /> * Kotoran yang padat atau besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat merobek anus.<br /> * Menambahkan serat dan cairan pada makanan, merubah kebiasaan, obat pencuci perut dan suntikan urus-urus bisa membuat nyaman.<br /><br />Orangtua seringkali mengkhawatirkan buang air besar anaknya. Meskipun begitu, kebanyakan sembelit tidak berakibat serius dan harus diperhatikan hanya ketika mengeluarkan kotoran terasa sakit sekali dan menyebabkan tertahannya kotoran atau ketika sembelit menyebabkan gejala-gejala lainnya.<br /><br />Banyak dan kentalnya kotoran yang berubah-ubah pada masa kanak-kanak, dan tidak adanya frekwensi dan jenis kotoran yang tetap adalah ‘normal’. Bayi yang baru lahir biasanya buang air besar empat kali sehari atau lebih lembek, kuning, dan kotoran berbiji setiap harinya. Bayi yang menyusu biasanya buang air besar lebih sering disbanding bayi yang minum susu formula dan buang air besar tiap kali setelah menyusu. Setelah satu atau dua bulan, beberapa bayi dengan ASI buang air besar lebih jarang, tetapi tinja tetap lembek atau seperti bubur. Setelah 1 tahun, kebanyakan anak-anak buang air besar satu hingga dua kali sehari yang lunak dan berbentuk.<br /><br />Pada anak yang lebih besar, sembelit didefinisikan sebagai mengeluarkan kotoran yang keras yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Hal ini lebih sering disebabkan kekurangan jumlah serat pada makanan.<br /><br />Sembelit sangat umum diantara anak-anak. Meskipun sembelit jarang menyebabkan masalah serius yang parah, anak yang buang air besar lebih sedikit dibandingkan hari-hari lainnya, yang kotorannya keras dan banyak, atau yang kelihatan tidak nyaman ketika membuang air besar harus dievaluasi oleh seorang dokter. Sembelit kronis bisa menimbulkan masalah air kencing seperti infeksi saluran kencing dan mengompol (enuresis).<br />PENYEBAB<br /><br />Penyebab paling umum pada sembelit adalah masalah makanan dan pola makan. Seringkali, makanan anak mengandung jumlah cairan dan serat yang tidak cukup (seperti dari buah-buahan, sayur-mayur, dan padi-padian). Kekurangan pada cairan dan serat menyebabkan kotoran menjadi keras dan sulit unruk dikeluarkan.<br /><br />Banyaknya kotoran bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada perut, rasa sakit pada dubur waktu buang air besar, atau keduanya. Juga, saluran pada kotoran keras dan banyak bisa merobek anus (anal fissure), yang terasa sakit sekali dan bisa menghasilkan lapisan berdarah merah terang pada bagian luar kotoran atau pada kertas toilet. Karena gejala-gejala ini, atau karena si anak tidak ingin ambil waktu untuk buang air besar, beberapa anak menolak buang air besar (pola menahan kotoran). Dengan pola menahan kotoran berlanjut, sembelit bertambah parah, kadangkala menjadi lingkaran ganas.<br /><br />Kotoran keras (fecal impaction)dalam jumlah besar mengisi dubur, bisa meluas, yang bisa mengurangi sensasi keinginan buang air besar. Keluarnya kotoran dari atas kotoran yang keras kemudian bisa membasahi sekitar massa kotoran ke celana dalam si anak, yang bisa menyebabkan orangtua berpikir anak tersebut diare ketika masalah aktual adalah sembelit.<br /><br />Sembelit yang sudah ada sejak lahir dan sembelit yang tidak hilang setelah pengobatan menimbulkan kerusakan fisik, seperti penyakit hirschsprung.<br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENGOBATAN</span><br /><br />Sembelit ringan bisa diobati dengan menambah jumlah serat pada makanan anak dan memastikan hidrasi baik. Jika si anak tidak menkonsumsi makanan berserat tinggi, suplemen serta (psyllium) dapat diberikan.<br /><br />Merubah perilaku makan juga hal yang penting. Setelah makan makanan, tubuh bereaksi untuk mengeluarkan tinja. Disebut gerak refleks gastro-colic. Seringkali, seorang anak mengabaikan tanda-tanda dari refleks dan menunda buang air besar. Menunda buang air besar menyebabkan kerasnya kotoran dan menyebabkan sembelit. Merubah teknik kebiasaan menguntungkan refleks ini. Dudukan anak pada toilet untuk 5 sampai 10 menit setelah makan membantu melatih saluran pencernaan, membentuk kebiasaan bertoilet, dan mendorong lebih membiasakan buang air besar.<br /><br />Jika sembelit tidak bereaksi kepada makanan dan perubahan tingkah laku, dokter bisa menganjurkan obat-obatan tertentu yang dapat membantu melunakkan kotoran dan meningkatkan gerakan spontan pada alat pencernaan. obat-obatan yang termasuk senna, magnesium hidroksida, dan polyethylene glycol.<br /><br />Enema pellunak tinja adalah sebuah pilihan untuk anak yang memiliki feses keras. Meskipun begitu, mereka harus digunakan hanya kadangkala dan di bawah petunjuk dokter.<br /><br />sumber : http://medicastore.com/penyakit/3051/Sembelit_Pada_Anak.htmlPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-84531448243473974732010-02-08T00:27:00.000-08:002010-02-08T00:37:27.152-08:00Pilek Pada Anak<span style="font-weight:bold;">PILEK PADA ANAK-ANAK<br /><br /></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF8fWe5aGKtW27feqb_f-jJa3JAiZdlIkcEVHFWuHbTsn2XT7SL5Ye09u3xl3ww61PKAI0MM_BESYPOy2Lk4YedW1uru9n8oW0Ftn_aOnkkNuGftXnIMT0o7hprvnS0LHrflj1Qaij3y0/s1600-h/anakpilek.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 143px; height: 92px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF8fWe5aGKtW27feqb_f-jJa3JAiZdlIkcEVHFWuHbTsn2XT7SL5Ye09u3xl3ww61PKAI0MM_BESYPOy2Lk4YedW1uru9n8oW0Ftn_aOnkkNuGftXnIMT0o7hprvnS0LHrflj1Qaij3y0/s320/anakpilek.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435788274525457826" /></a><br /><br /><br /><br />Flu disebabkan oleh infeksi virus. Tidak ada obat pilek yang efektif untuk bayi adan anak. Lamanya flu bervariasi bisa 3 hari samapi 2 minggu. Tergantung daya tahan tubuh kita saat itu dan tergantung ada tidaknya orang lain yang juga sakit flu di rumah atau di sekolah si anak.<br />Yang paling dibutuhkan saat anak sakit flu adalah Cairan. Termasuk air buah. Upayakan agar anak sering minum meski sedikit-sedikit. Selain itu, supaya “ingus” tidak kental dan menyumbat jalan nafas, berikan air garam steril sebagai tetes hidung.<br />Air garam steril ini adalah air garam yang ada dalam tubuh kita sehingga tidak akan menimbulkan efek samping. Hal lain yang juga banyak membantu adalah memberikan uap air panas (bisa dicampur dengan vicks) untuk hirup oleh anak/bayi.<br />Bila malam hari bayi tidak bisa tidur karena hidung tersumbat, berikan tetes hidung untuk menghilangkan pembengkakan di dalam hidung misalnya lliadin. Di lain pihak, kita sering mengacaukan alergi dengan flu. Pada alergi yang sering mengenai hidung, anak juga akan “meler” dan itu tidak berarti anak menderita infeksi virus flu. <br /><br />(diolah dari beberapa sumber).Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-59396367889106452862010-02-08T00:17:00.000-08:002010-02-08T00:23:45.179-08:00Cacingan Pada Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ9WBu-AXUhqVXi_fmhfaXE4_PO4EPEl-JUEA1T0pEvugF1qzkwPiU4UUsK0T9wVsBhSaUNZ2RFyaARKJkALZZHpDHPbj3l-VRG7OP_tKYuqDhV74kSr8JspVTSCe0lt4t7ypqnUNUTIc/s1600-h/cacingan+pada+anak.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 184px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ9WBu-AXUhqVXi_fmhfaXE4_PO4EPEl-JUEA1T0pEvugF1qzkwPiU4UUsK0T9wVsBhSaUNZ2RFyaARKJkALZZHpDHPbj3l-VRG7OP_tKYuqDhV74kSr8JspVTSCe0lt4t7ypqnUNUTIc/s320/cacingan+pada+anak.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435785292628447874" /></a><br /><br /><br />Hidup Bersih Bebas Cacingan<br /><br />Bila Anda mendengar kata cacingan, mungkin yang tergambar di benak Anda adalah seorang anak kecil berperut buncit yang berada di lingkungan kumuh. Kemudian Anda merasa lega karena pikiran Anda melayang pada si kecil yang menurut Anda berada dalam lingkungan yang higienis. Tunggu dulu! Pemeriksaan laboratorium terhadap murid-murid di 10 sekolah dasar Jakarta, sekitar 35% anak mengalami anemia. Salah satunya disebabkan oleh infeksi cacing! Nah, mulai was-was memikirkan si kecil kan?<br /> <br />Siapa si biang masalah?<br /><br />Pertama mungkin ada baiknya ada kenal sedikit dengan kawanan sumber masalah ini. Pekenalkan : Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris trichiura (cacing cambuk) dan Necator americanus (cacing tambang / hookworm). Cacing gelang berukuran paling besar di antara ketiganya, karena sebesar pensil dengan panjang 30-40 cm. Cacing cambuk 3-4 cm dan cacing tambang 1-2 cm.<br /> <br />Tapi jangan salah, karena si tambang yang berukuran paling kecil justru adalah yang paling berbahaya. Infeksi pada dinding usus yang disebabkan oleh cacing tambang akan menyebabkan anemia yang paling berat.<br /> <br />Kok si kecil bisa cacingan?<br /><br />Infeksi cacing di dalam tubuh memang sangat berkaitan erat dengan masalah sanitasi dan higienis. Mungkin Anda bersikeras sudah sangat menerapkan pola hidup higienis untuk si kecil, tapi mana tahu bila anak Anda sedang berada di luar pengawasan? Bagaimana ia bermain di sekolah? Apa yang menjadi jajanan tetapnya? Kurang lebih untuk gambaran dari mana datangnya si cacing, antara lain adalah :<br /> <br />Makanan seperti sayuran mentah yang terkontaminasi tinja, dicuci secara tidak bersih sehingga meninggalkan telur cacing. Misalnya sayur lalapan mentah.<br /> <br />Minuman yang terkontaminasi tinja dan tidak sempurna dalam proses pemanasannya (tidak sampai 100 derajat Celcius). Bisa saja kan si kecil jajan es atau minuman yang dimasak tidak benar?<br /> <br />Kebiasaan buruk mengemut jempol. Bayangkan berapa banyak telur cacing yang masuk ke dalam tubuh dengan suksesnya bila si kecil mengemutnya setelah selesai bermain dan tangannya kotor!<br /> <br />Secara fisik, kondisi anak yang menderita cacingan tidak berbeda dengan yang sehat. Apalagi di perkotaan, cenderung infeksi cacing hanya ringan sehingga tidak memperlihatkan kondisi fisik yang menyedihkan seperti di pedesaan. Pada kasus yang berat, si anak akan kelihatan sangat kurus tetapi perutnya buncit (karena berisi cacing), selain itu juga nafsu makan merosot dan selalu tampak lesu.<br /> <br />Walaupun begitu, bukan berarti cacingan adalah penyakit yang bisa diremehkan. Kemampuan cacing di dalam usus yang mengeluarkan toksin akan menyebabkan nafsu makan anak merosot. Dari sini akan berbuntut bukan hanya pada fisik, tapi juga pada konsentrasi anak saat belajar. Kemampuan kognitif anak akan menurun sehingga kemampuan berpikirnya pun juga akan ikut turun. Otomatis ini akan membuat prestasinya jeblok.<br /> <br />Lalu apa yang harus dilakukan?<br /><br />Sebagai orang tua, tentunya Anda harus lebih waspada dengan ancaman si cacing ini. Berikut ada sedikit tips kecil untuk memusuhi' si cacing:<br /> <br />* Tanamkan pola hidup sehat pada anak Anda. Bila ia sadar untuk hidup sehat dengan sendirinya, Anda tidak perlu kebat-kebit bila ia di luar pengawasan.<br /> <br />* Kebersihan adalah senjata dasar melawan cacing. Olah dengan baik makanan Anda. Termasuk juga mencuci dengan bersih (dengan air mengalir) bahan makanan, terutama sayur.<br /> <br />* Lakukan pemeriksaan feses secara berkala di laboratorium, apalagi jika Anda mulai curiga si kecil cacingan.<br /> <br />* Disarankan untuk minum obat cacing secara berkala dengan dosis yang tepat.<br /><br />sumber : artikel dari Hanyawanita.comPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-9122188355337697062010-02-08T00:08:00.000-08:002010-02-08T00:14:10.371-08:00Bisul Pada Anak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8AqyZqxZKPb-X_PW-tqnefqhFIUwP9m5g7MFHWof9tMDBkBU4Kz_kxWSS625ZlgefsJ6B8GfvJQmxBpbHZxFryIoZ1ic6NPBLGxR19T5_tzBIBnpb-wqQ2acBRMeGXDdYQ0gozu8-t1w/s1600-h/ziyyad+bisul2.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8AqyZqxZKPb-X_PW-tqnefqhFIUwP9m5g7MFHWof9tMDBkBU4Kz_kxWSS625ZlgefsJ6B8GfvJQmxBpbHZxFryIoZ1ic6NPBLGxR19T5_tzBIBnpb-wqQ2acBRMeGXDdYQ0gozu8-t1w/s320/ziyyad+bisul2.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435782533084801650" /></a><br /><br /><br />Bisul adalah sejenis abses yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bisul dapat terjadi di semua jenis kulit baik anak kecil ataupun dewasa. Tetapi masalah bisul pada anak-anak lebih sering terjadi daripada orang dewasa. Ini dikarenakan pada anak-anak mereka lebih sering terkena debu dan kotoran di luar, pada saat bermain di lapangan, lumpur, dan tempat lainnya yang menyebabkan mereka lebih mudah terinfeksi dari bakteri-bakteri yang ada di luar sana apalagi saat mereka mempunyai luka di bagian tubuhnya, bakteri itu akan lebih mudah menyerang.<br /><br />Jika bisul yang tumbuh pada tubuh anak anda hanya sekali saja, anda tidak perlu khawatir, sebab itu tidak berbahaya. Kecuali jika bisul itu tumbuh terus menerus, maka anda perlu ke dokter untuk memeriksakan lebih lanjut. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik tertentu yang akan membunuh bakteri yang menyebabkan kuman. Tapi anda juga bisa membawa anak anda untuk menghentikan bakteri dengan cara terapi budaya bakteri. Budaya bakteri mungkin salah satu cara termudah untuk mendeteksi penyebab pasti bisul pada anak-anak. Anak-anak yang sedang terinfeksi virus, dapat terus-menerus tumbuh bisul karena mereka membawa kuman di dalam tubuh mereka. Fakta membuktikan, anak-anak membawa spora bakteri yang menyebabkan bisul di dalam tubuh berkaitan dengan transferensi genetik. Sejak mereka lahir, anak-anak yang terus menerus mengalami bisul benar-benar membawa bakteri pada permukaan kulit mereka atau di dalam usus mereka atau ketika usus mereka terluka. Ketika bakteri menemukan sebuah lubang di permukaan kulit, mereka masuk dan menyebarkan infeksi.<br /><br />Bisul biasanya sangat buruk untuk dilihat. Mereka penuh dengan nanah, yang akan dibuang bersama dengan darah ketika bisul akan matang. Sebagai orang tua, Anda dianjurkan untuk berhati-hati ketika keluar nanah. Nanah sangat menular yang harus dibersihkan waktu ke waktu sehingga anda lebih baik menghindari kontak dengan kulit bagian tidak terpengaruh.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jenis-jenis bisul</span><br /><br /> * Bisul dapat juga disebabkan karena tersumbatnya kelenjar minyak, yang kemudian terinfeksi. Bisul seperti ini dinamakan ‘akne kista’, biasanya terjadi di kulit wajah para remaja.<br /><br /> * Lain lagi dengan bisul yang disebut ‘hidradenitis suppurativa’, disebabkan oleh radang lokal kelenjar keringat. Biasanya bisul yang timbul lebih dari satu buah, lokasinya di daerah ketiak atau pangkal paha.<br /><br /> * Dan yang terakhir adalah bisul yang disebut ‘kista pilonidal’, biasanya terjadi di lipatan bokong. Awalnya hanya berupa infeksi di folikel rambut, kemudian ditambah dengan iritasi dari tekanan karena duduk terlalu lama, biasanya saat travelling lama, maka terbentuklah bisul ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Cara Menghilangkan Bisul pada Anak</span><br /><br /> * Umumnya, resep dokter untuk bisul yang terus tumbuh pada anak-anak adalah antibiotik bernama Naseptin. Obat ini diambil berada dalam dosis terbatas sehingga tidak menimbulkan efek samping negatif apapun. Antibiotik ini harus dimakan 4 kali sehari sampai dengan 10 hari.<br /><br /> * Anda harus lebih hati-hati saat memandikan anak anda, untuk menjaga anak-anak anda dari kuman. Hindari menggunakan bath up, lebih baik menggunakan shower atau dengan air yang mengalir. Disarankan menggunakan Cholrhexidine untuk lebih bersih. Walaupun anda diberi obat untuk membersihkan kepala anak anda yang diberi dari dokter, anda disarankan untuk tetap menggunakan Cholrhexidine selama 14 hari.<br /><br /> * Menggunakan handuk sendiri untuk anak anda dan menggantinya setiap dua hari sekali. Bahkan untuk lebih baik lagi, setiap anggota keluarga harus menggunakan seperangkat handuk terpisah untuk membatasi penyebaran bakteri yang menginfeksi kulit dan menyebabkan bisul.<br /><br /> * Meminta anak anda untuk tidak berusaha memecahkan bisul dengan kuku jari mereka. Karena jika itu terjadi, bisul akan menjadi infeksi dan apabila sampai keluar nanah dan mengenai aliran darah tubuh anak kita, maka akan terjadi keracunan darah.<br /><br /> * Untuk menghindari penularan yang lebih lanjut, cuci daerah yang terinfeksi dengan sabun anti bakteri yang baik setiap keluar nanah. Anda juga bisa menutupi bisul dengan tapal (perban) yang baik.<br /><br /> * Anda bisa membuat menu makanan yang baik untuk dikonsumsi anak anda. Sertakan sayuran yang mengandung banyak serat agar tidak sembelit dan sediakan jus segar setiap pagi hari untuk detoxsifikasi tubuh. HIndari makanan yang banyak mengandung minyak dan pastikan anak anda minum air putih tiap hari. Hal ini akan membantu dalam proses menyingkirkan zat-zat beracun yang terdapat di dalam tubuh anak Anda<br /><br /> * Kompres dengan air panas selama 3-4 menit setiap hari untuk mengurangi rasa sakit pada bisul. Mandi dengan garam Epsom juga efektif untuk menghilangkan bisul pada anak anda. Anda bisa menggunakan kapas yang steril dan menghangatkannya di air panas sebelum diletakan diatas permukaan bisul, yang membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk peregangan.<br /><br />sumber :http://www.boilstreatments.com<br />sumber foto : http://anasfadilah.blogspot.comPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-88728554919745239182010-02-07T23:46:00.000-08:002010-02-08T00:04:07.024-08:00Batuk<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1Pi3UyAl_9qSVntI3bIOsm3rta3F8GU5sx8eDR0rxKx_SIZN1TwRzjpVOe0nv2h4lkrHJx38VJwTe1vuNsYVHY8CqyXbGxl2iejX6_Xko2cKWC0kco5qnX2YAFrl5HtU_5ZNz9zLZ7jw/s1600-h/anak+batuk.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1Pi3UyAl_9qSVntI3bIOsm3rta3F8GU5sx8eDR0rxKx_SIZN1TwRzjpVOe0nv2h4lkrHJx38VJwTe1vuNsYVHY8CqyXbGxl2iejX6_Xko2cKWC0kco5qnX2YAFrl5HtU_5ZNz9zLZ7jw/s320/anak+batuk.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435780096833830034" /></a><br /><br />Batuk pada Anak<br /><br />Anak-anak dapat mengalami 6-12 infeksi saluran pernapasan (ISPA) dalam setahun, umumnya disertai batuk. Pada sebagian besar anak, batuk akan berhenti dengan sendirinya dalam 1-3 minggu, walaupun kadang dapat lebih lama. Secara umum, jika seorang anak mengalami batuk setiap hari selama lebih dari 3 minggu, beberapa kemungkinan penyebab selain ISPA harus dipertimbangkan:<br /><br />* Anak mungkin memiliki kelainan pada saluran pernapasannya, misal: tracheo-esophageal fistula (adanya saluran penghubung antara trakea/saluran napas dan kerongkongan/saluran makan).<br />* Benda asing yang tersangkut di saluran napas merupakan kemungkinan penyebab lainnya, terutama pada batita.<br />* Asma atau rinitis kronis (reaksi peradangan hidung yang terus menerus berlangsung).<br />* Merokok atau faktor psikologis dapat menjadi penyebab batuk kronis pada remaja.<br /><br />Perlu diingat bahwa batuk dengan banyak dahak tidak umum ditemui pada anak-anak dan perlu diteliti penyebabnya.<br />Diagnosis<br /><br />Untuk menentukan penyebab batuk, beberapa hal penting untuk diperhatikan. Yang pertama tentunya perlu dibedakan apakah batuk ini dialami terus menerus atau kambuh kembali setelah sempat sembuh. Mulainya batuk juga penting diketahui, misalnya batuk yang sangat tiba-tiba tanpa gejala lain mungkin menandakan adanya benda asing yang tersangkut di saluran napas. Jenis dan pola batuk juga dapat memberi petunjuk dalam menentukan penyebab batuk. Misalnya batuk yang dialami dalam serangan-serangan yang tidak terkontrol (paroxysmal) mungkin disebabkan pertusis, chlamydia, atau benda asing. Batuk yang menghilang selama tidur dapat menandakan bahwa batuk yang dialami hanyalah karena kebiasaan (habit cough). Gejala lain yang menyertai batuk juga sangat menolong dalam upaya ini karena beberapa penyakit memiliki gejala-gejala yang cukup khas, misalnya: sinusitis, rinitis kronis, atopi, atau asma. Selain itu, paparan terhadap asap rokok juga merupakan faktor penting pada anak dengan keluhan batuk.<br />Pada pemeriksaan fisik, ada tidaknya tanda kekurangan oksigen (hipoksia) yang berlangsung kronis harus diteliti, misalnya: gagal tumbuh dan clubbing (kondisi akibat hipoksia kronis di mana batas kuku dengan kulit jari menjadi datar jika dilamati dari samping dan jari terlihat lebih lebar). Selain itu tentunya tanda-tanda lain seperti demam, napas yang cepat, mengi, dan bunyi napas yang tidak simetris juga harus diperhatikan.<br />Pemeriksaan lebih lanjut seperti pemeriksaan laboratorium atau X-ray hanya dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu.<br />Penanganan<br /><br />Jika anak dalam keadaan sehat dan pemeriksaan fisiknya normal, yang perlu dilakukan hanyah menghindari paparan terhadap zat yang mengiritasi seperti asap rokok. Tidak ada bukti yang menunjukkan peran obat penekan batuk, dekongestan, anti alergi, atau antibiotik pada penanganan batuk dalam kasus seperti ini. Kunjungan follow-up ke dokter dapat dilakukan dalam 2-3 minggu.<br />Anak yang tidak terlihat sehat atau yang pemeriksaan fisiknya tidak normal membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut seperti dapat dilihat pada flow chart berikut ini:<br />Anak dengan batuk lebih dari 3 minggu<br />¯<br />Apakah riwayat/pemeriksaan fisik normal? ®Ya. Hindari iritan, follow-up.<br />¯<br />¯Tidak<br />¯<br />Apakah riwayat/pemeriksaan fisik mengarah pada pertusis? ®Ya. Penanganan pertusis<br />¯<br />¯Tidak<br />¯<br />Apakah riwayat/pemeriksaan fisik mengarah pada asma? ®Ya. Penanganan asma<br />¯<br />¯Tidak<br />¯<br />Apakah riwayat/pemeriksaan fisik mengarah pada benda asing? ®Ya. Penanganan benda asing<br />¯<br />¯Tidak<br />¯<br />Apakah riwayat/pemeriksaan fisik mengarah pada sinusitis? ® Ya. Penanganan sinusitis<br />¯<br />¯Tidak<br />¯<br />Lakukan X-ray dada dan pemeriksaan lain yang dibutuhkan.<br /><br />Sumber<br /><br />Clinical Practice Guidelines: Cough Available from http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=9744<br /><br />dr. Nurul Itqiyah H<br /><br />diambil dari (http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=10)Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-5064390924661703602010-02-07T23:34:00.000-08:002010-02-07T23:45:26.735-08:00Anemia<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjXX8P602yxxfUIKL9ZWgPZcbJSrpdoqO5G4AbaVaWWRT5DpHVlyMBIOXBxF2Ffwr44_Oj3HSJxPWXd_br7GGTJIbsrLlXpnFEEL9yu0Dslb8Snq3XQ3GckHEf8Gy503EFkQK20-3evdE/s1600-h/anakanemia.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjXX8P602yxxfUIKL9ZWgPZcbJSrpdoqO5G4AbaVaWWRT5DpHVlyMBIOXBxF2Ffwr44_Oj3HSJxPWXd_br7GGTJIbsrLlXpnFEEL9yu0Dslb8Snq3XQ3GckHEf8Gy503EFkQK20-3evdE/s320/anakanemia.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5435775483705539442" /></a><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Anemia Kekurangan Besi pada Anak</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">ANEMIA</span> adalah keadaan di mana kadar hemoglobin di bawah normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pada anak usia di atas 1 tahun hingga masa pubertas dikatakan anemia jika didapatkan kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl. Salah satu penyebab tersering anemia pada anak adalah akibat kekurangan besi.<br /><br />Besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin. Jika kadar besi kurang, pembentukan hemoglobin akan berkurang dan pada akhirnya kadar hemoglobin akan menurun. Pada awalnya terjadi penurunan cadangan besi dalam tubuh. Jika asupan besi terus berkurang akan timbul kekurangan besi yang belum memberikan gejala anemia. Namun, jika hal itu berlangsung terus, akan timbul gejala anemia.<br /><br />Angka kejadian anemia di Indonesia berdasarkan SKRT 1995 pada anak usia kurang dari 5 tahun adalah 40,5 %, dan 47,2% pada usia 5-9 tahun serta 10-14 tahun. Pada usia tersebut bayi masih memiliki cukup cadangan besi dari ibunya yang diberikan selama dalam kandungan. Tetapi setelah usia 6 bulan cadangan besi itu akan semakin menipis, sehingga diperlukan asupan besi tambahan untuk mencegah kekurangan besi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penyebab anemia kekurangan besi</span><br /><br />Penyebab terbesar anemia kekurangan besi ini adalah asupan besi yang tidak adekuat karena makanan yang kurang mengandung besi.<br /><br />- Susu sapi segar hanya mengandung besi 0,5 mgd sehingga tidak direkomendasikan untuk diberikan pada bayi usia kurang dari 1 tahun. - Zat tannin yang terkandung di dalam teh terbukti dapat menghambat penyerapan besi dalam usus.<br /><br />- Kelainan usus,<br /><br />- Perdarahan<br /><br />- Penyakit diare yang berulang<br /><br />- Penyakit cacing<br /><br />- Kebutuhan besi yang meningkat pada bayi premature dan masa pertumbuhan juga merupakan salah satu penyebab dari anemia kekurangan besi.<br /><br />Kalau kita menjumpai bayi dan anak dengan gejala pusat lesu lekas capai, pusing, nafsu makan menurun, kemampuan bekerja dan belajar menurun, perhatian anak berkurang, sering timbul infeksi serta terjadi gangguan pertumbuhan kita harus memikirkan kemungkinan anemia kekurangan besi pada bayi dan anak tersebut.<br /><br />Untu itu perlu diperlukan serangkaian pemeriksaan untuk membuktikan adanya penyakit ini, di antaranya pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kadar hemoglobin serta nilai indeks sel darah merah, serta pemeriksaan kadar besi dalam serum.<br /><br />Jika telah terbukti menderita anemia kekurangan besi, pengobatan yang diberikan berupa perbaikan diet dengan pemberian besi. Transfusi darah diberikan jika kadar hemoglobin kurang dari 3 g/dl, atau kurang dari 6 g/dl dengan didapatkan tanda-tanda gagal jantung. Terapi besi biasanya diberikan per oral (diminum). Besi yang biasa diberikan dalam bentuk ferrosulfat dengan dosis 6 mg besi/kg berat badan/hari. Walaupun rasanya kurang enak untuk anak-anak, bentuk besi ini paling mudah diserap oleh tubuh. Terapi besi ini diberikan terus sampai 6-8 minggu setelah mencapai kadar hemoglobin normal.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Pencegahan</span><br /><br />Yang paling penting diketahui adalah bagaimana cara mencegah terjadinya anemia kekurangan besi, yaitu:<br /><br />- Pemberian diet yang tepat dan suplementasi besi. Pemberian diet yang dianjurkan antara lain pemberian ASI minimal 6 bulan, menghindari minum susu sapi berlebihan, makan makanan yang mengandung kadar besi tinggi, seperti daging sapi, daging kambing, hati, ikan, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau.<br /><br />- Menambahkan makanan yang dapat meningkatkan penyerapan besi di usus, seperti buah-buahan segar dan sayuran yang banyak mengandung vitamin C - Pemberian suplementasi besi dapat dipenuhi lewat susu formula maupun sereal yang mengandung besi (tron fortified milk formula dan iron fortified infant cereal). Pemberian diet serta suplementasi besi ini diberikan sejak bayi berusia 6 bulan, sedangkan pada bayi prematur dapat dimulai lebih cepat yaitu pada usia beberapa minggu karena kebutuhannya meningkat untuk pertumbuhan.<br /><br />Sumber: http://www.mediaindo.co.id/Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-69108354354692491372010-02-02T01:55:00.000-08:002010-02-02T02:01:56.074-08:00Sariawan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQyZ3ivLn-EySUnLjjoDU2JOq4bVaa-2kCHWkiOlibNHNRuj9zUlZOPuaapVaxf2OzLcyaLVQ41NgKgaH-EZlx1UszjXLBOqbQPe2c2v1iE5l4V7UMBb1_E2StNdLDrLDmqoXXQVtXbTQ/s1600-h/bayisariawan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 153px; height: 98px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQyZ3ivLn-EySUnLjjoDU2JOq4bVaa-2kCHWkiOlibNHNRuj9zUlZOPuaapVaxf2OzLcyaLVQ41NgKgaH-EZlx1UszjXLBOqbQPe2c2v1iE5l4V7UMBb1_E2StNdLDrLDmqoXXQVtXbTQ/s320/bayisariawan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5433583474898011362" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLE-689Rrl6AEv6PYd39FaTzAJdBLbUnvufiASUO3NBB23woPHqDXKczq3V0K5gDpKber2ypmZAn3DOuKqwQX7lQyDbeiFtTdSuyCGBJuyMx9WcbJz167PSiyeh2WKcQOBNfH7DgphrlM/s1600-h/sariawan+pada+anak2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 118px; height: 89px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLE-689Rrl6AEv6PYd39FaTzAJdBLbUnvufiASUO3NBB23woPHqDXKczq3V0K5gDpKber2ypmZAn3DOuKqwQX7lQyDbeiFtTdSuyCGBJuyMx9WcbJz167PSiyeh2WKcQOBNfH7DgphrlM/s320/sariawan+pada+anak2.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5433583469054999250" /></a><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Kasus sariawan pada anak berbeda satu dengan yang lainnya. Ada anak yang sering terkena dan ada juga yang jarang sekali sariawan. "Dikatakan sering bila dalam sebulan terjadi sariawan 2-3 kali. Proses penyembuhannya juga cukup lama, rata-rata 7-9 hari atau bisa sampai 2 minggu," ujar Rini. Jadi, kalau sebulan saja dia dua kali terkena sariawan, maka sepanjang bulan itu anak terus menderita sariawan.<br /><br />Berdasarkan lokasinya, sariawan pada anak, baik itu bayi maupun balita, lebih sering terjadi pada bibir, lidah, pipi bagian dalam (mukosa), dan tenggorokan. Jarang sekali terjadi sariawan di gusi. Munculnya pun hanya satu, paling banyak dua. Tidak pernah berjejer seperti yang terjadi pada orang dewasa.<br /><br />Ada beberapa jenis sariawan yang kerap terjadi pada anak. Di antaranya stomatitis apthosa, yaitu sariawan karena trauma, misalnya tergigit atau terkena sikat gigi sehingga luka atau lecet. Lalu, sariawan oral thrush/moniliasis, yang disebabkan jamur candida albican. Biasanya sariawan ini banyak dijumpai di lidah. Ada pula stomatitis herpetik yang disebabkan virus herpes simplek. Sariawan jenis ini berlokasi di bagian belakang tenggorokan.<br /><br />"Umumnya sariawan yang terjadi pada bayi disebabkan oleh jamur. Sedangkan pada anak balita disebabkan oleh trauma dan juga jamur," jelas Rini<br /><br />Proses terjadinya sariawan apthosa adalah karena gigitan atau tersodok sikat gigi sehingga menimbulkan luka/lecet. Jika kemudian kuman masuk dan daya tahan tubuh anak sedang turun, maka bisa terinfeksi. Timbul peradangan dan melahirkan rasa sakit atau nyeri.<br /><br />Sedangkan pada sariawan moniliasis, dalam keadaan normal jamur memang terdapat dalam mulut. Saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah dengan penggunaan obat antibiotika yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu pemakaian, maka akan memudahkan jamur candida albican tumbuh lebih banyak lagi.<br /><br />Sementara itu sariawan di tenggorokan biasanya langsung terjadi jika ada virus yang sedang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang rendah.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MENGENALI GEJALA</span><br /><br />Wajar jika para ibu sulit melihat tanda-tanda sariawan pada bayi, karena ia belum bisa bicara sehingga tidak bisa mengungkapkan rasa sakitnya. "Umumnya gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius." Bayi pun banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus. "Mulut pun berbau. Biasanya karena kuman atau jamurnya," jelas Rini.<br /><br />Sedangkan pada anak balita, lebih mudah terdeteksi karena dia sudah bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Terkadang disertai suhu yang naik, tapi tidak terlalu tinggi. Biasanya juga disertai berkurangnya nafsu makan.<br /><br />"Jika pada bayi dan balita ditemui gejala seperti itu, sebaiknya orang tua memeriksa bagian mulutnya," anjur Rini. Dan memang seharusnya dilakukan pemeriksaan mulut secara rutin. Mulut anak dibuka dengan menggunakan alat spatel lidah yang berbentuk besi pipih dan panjang. Tekan lidah dengan alat ini, agak diturunkan sedikit, sehingga dapat terlihat bagian dalam mulut yang terkena sariawan.<br /><br />Bentuk sariawan akan terlihat seperti vesikel atau bulatan kecil. Warnanya putih atau kekuningan. Mula-mula berdiameter 1-3 mm. Kemudian berkembang berbentuk selaput. Jika selaputnya mengikis, maka akan terlihat berbentuk seperti lubang/ulkus. Besarnya sariawan tetap, tidak membesar, melebar, atau menjalar seperti halnya bisul.<br /><br />Biasanya pemunculan vesikel ini bersamaan dengan timbulnya panas. Adakalanya vesikel baru muncul 1-2 hari setelah panas. Kadang malah tanpa disertai panas, jika vesikel yang muncul cuma satu. Yang membuat panas umumnya sariawan karena jamur candida atau virus herpes.<br /><br />Sebetulnya sariawan bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Namun sariawan karena jamur harus diobati dengan obat anti-jamur. Biasanya memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu. Jika sariawan tidak diobati akan bisa berkelanjutan. Memang tak sampai menyebar ke seluruh tubuh, paling hanya di sekitar mulut. Tetapi, sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah.<br /><br />PENANGANAN<br /><br />Kendati sepele, anak jadi sering sulit makan gara-gara sariawan. Karena itu saat memberi makan sebaiknya suapi dengan sendok secara perlahan-lahan. Usahakan memberi minum lewat gelas, bukan dengan botol. Hal ini untuk menghindari kontak langsung dengan sariawan agar tidak menimbulkan gesekan dan trauma.<br /><br />Makanan pun sebaiknya yang lembut atau cair. Prinsipnya, yang mudah ditelan dan suapi setelah makanan agak dingin agar tak menambah luka. Makanan yang banyak mengandung vitamin C dan B dapat mempercepat proses penyembuhan, misalnya buah-buahan dan sayuran hijau. Sedangkan kekurangan vitamin C bisa mempermudah timbulnya kembali sariawan.<br /><br />Jika setelah diberi obat, biasanya obat kumur, tapi anak tak jua sembuh, maka harus dicari penyebab lain. Mungkin karena kuman yang bertambah, pemakaian obat dengan dosis yang tidak tepat/kurang, atau cara memberi makanan pada anak sariawan menyebabkan anak trauma lagi di lidah. Bisa juga lantaran daya tahan tubuh anak memang rendah.<br /><br />Menurut Rini, anak yang sering sariawan lebih banyak karena daya tahan tubuhnya rendah, juga karena kebersihan mulut dan gigi tak terjaga.<br /><br />Jadi, jangan pernah bosan melatih si kecil untuk menjaga kebersihan mulut dan giginya.<br /><br />sumber : parenting.co.idPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-36844643172239047452010-01-31T18:55:00.000-08:002010-01-31T19:13:31.311-08:00DiareDiare pada Anak<br /><br />Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari.Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan. Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">JENIS DIARE</span><br /><br />Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara lain:<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Diare akut bercampur air (termasuk kolera)</span> yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Diare akut bercampur darah (disentri)</span>: bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama</span>): bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor)</span>: bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MENGAPA DIARE BERBAHAYA?<br /><br /></span>Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENATALAKSANAAN<br /><br /></span>Anak dengan diare ringan dapat dirawat di rumah. Penatalaksanaan yang utama adalah menjaga agar asupan cairannya tercukupi, yaitu dengan memastikan anak tetap minum. Cairan ini dibutuhkan untuk menggantikan cairan yang hilang lewat muntah ataupun diare. Cairan sangat penting untuk diberikan, bahkan bila diare bertambah buruk.<br /><br />Jangan berikan obat yang dapat mengurangi muntah atau diare. Obat-obatan itu tidak berguna dan berbahaya.<br /><br />Berikan sedikit cairan namun sering. Berikan cairan semulut penuh setiap 15 menit sekali, hal ini baik diberikan untuk anak anda yang sering muntah. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">HAL PENTING YANG HARUS DIINGAT<br /><br /></span> <br /><br />Bayi dan anak kecil mudah mengalami dehidrasi, oleh karena itu mereka butuh cairan yang diberikan sedikit namun sering.<br /><br />Bayi berusia di bawah enam bulan dengan diare perlu diperiksa oleh dokter setelah 6-12 jam penanganan diare.<br /><br />Beri minum setiap kali bayi muntah. Tetap berikan ASI untuk bayi yang masih menyusui. Bagi bayi yang minum susu formula, susu tetap diberikan sampai lebih dari 12-24 jam.<br /><br />Berikan anak yang lebih besar satu cangkir (150-200 ml) cairan untuk setiap muntah banyak atau diare.<br /><br />Teruskan pemberian makanan jika anak anda masih mau makan. Jangan sampai anak tidak mendapat asupan makanan sama sekali dalam 24 jam.<br /><br />Bayi atau anak anda sangat infeksius, jadi cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air hangat, khususnya sebelum memberi makan dan sesudah mengganti popok atau celana.<br /><br />Pisahkan anak atau bayi yang terkena diare dari anak atau bayi lain sebisa mungkin, sampai diare berhenti. <br /><br /> <br /><span style="font-weight:bold;">TANDA-TANDA DEHIDRASI<br /><br /></span>Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh.<br />Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras.<br />Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)<br /><br /> * Status mental: baik, waspada<br /> * Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan<br /> * Denyut nadi: normal<br /> * Kualitas kecukupan isi nadi: normal<br /> * Pernapasan: normal<br /> * Mata: normal<br /> * Air mata: ada<br /> * Mulut dan lidah: lembap (basah)<br /> * Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit<br /> * Pengisian kapiler darah: normal<br /> * Suhu lengan dan tungkai: hangat<br /> * Produksi urin: normal sampai berkurang<br /><br />Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 – 9% cairan tubuh)<br /><br /> * Status mental: normal, lesu, atau rewel<br /> * Rasa haus: haus dan ingin minum terus<br /> * Denyut nadi: normal sampai meningkat<br /> * Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang<br /> * Pernapasan: normal; cepat<br /> * Mata: agak cekung<br /> * Air mata: berkurang<br /> * Mulut dan lidah: kering<br /> * Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik<br /> * Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)<br /> * Suhu lengan dan tungkai: dingin<br /> * Produksi urin: berkurang<br /><br /> <br />Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)<br /><br /> * Status mental: lesu, sampai tidak sadar<br /> * Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum<br /> * Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat<br /> * Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba<br /> * Pernapasan: dalam<br /> * Mata: sangat cekung<br /> * Air mata: tidak ada<br /> * Mulut dan lidah: pecah-pecah<br /> * Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik<br /> * Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal<br /> * Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru<br /> * Produksi urin: minimal (sangat sedikit)<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PENANGANAN DI RUMAH</span><br />a. Pemberian makanan bayi<br /><br />Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering. <br /> <br />b. Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid<br /><br />Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit (dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat, tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan.<br /><br />CRO<br /><span style="font-weight:bold;">CARA MEMBUAT <br /></span>Oralit : Satu sachet dilarutkan dengan dua gelas (400 ml) air<br />CRO khusus anak (kemasan botol): siap digunakan<br />Larutan gula : Satu sendok makan gula dilarutkan dengan dua gelas (200 ml) air<br />Limun (bukan yang rendah kalori): Satu gelas limun dilarutkan dgn 4 gelas (800mL) air<br />Jus Buah : Satu gelas jus dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air<br /><br /><span style="font-weight:bold;">PERHATIAN:<span style="font-style:italic;"></span></span> Minuman mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat diare.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">PEMBERIAN CRO BERDASARKAN BERAT DAN DERAJAT DEHIDRASI<br /><br /></span>Dapat dilihat pada tabel 1.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">MAKANAN</span><br /><br />Anak awalnya akan menolak bila diberi makan. Hal ini bukan masalah selama CRO tetap diberikan. Anak dapat diberikan makanan apa saja yang mereka suka, dan berikan setiap kali mereka ingin makan, dan jenis makanan tidak dibatasi. Anak tidak boleh berhenti makan lebih dari 24 jam.<br />KE RUMAH SAKIT BILA<br /><br /> * Anak tidak mau minum dan tetap muntah dan diare.<br /> * Anak dengan diare yang sangat banyak (8-10 kali atau 2-3 kali diare dalam <br /> jumlah yang banyak), atau diare berlangsung lebih dari sepuluh hari.<br /> * Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa menerima asupan cairan.<br /> * Anak dengan gejala dehidrasi yaitu TIDAK/JARANG KENCING, PUCAT, BERAT BADAN <br /> TURUN, KAKI DAN TANGAN DINGIN, MATA CEKUNG, ATAU SUSAH BANGUN.<br /> * Anak dengan sakit perut hebat.<br /><br />atau<br /><br /> * Orangtua khawatir dengan alasan apapun.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">DIARE DAN MENYUSUI<br /><br /></span>Meningkatkan upaya menyusui dengan ASI pada bayi sampai usia 6 bulan dapat menyelamatkan kurang-lebih 1,5 juta bayi setiap tahunnya. Sampai dengan 55% kematian pada bayi akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut terjadi akibat upaya menyusui yang tidak tepat. Upaya menyusui optimal bagi kesehatan anak dan pertumbuhannya adalah memberikan ASI dalam beberapa jam setelah melahirkan, ASI eksklusif selama enam bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada waktunya dengan makanan yang tepat, serta meneruskan memberikan ASI sampai umur dua tahun atau lebih.<br /><br />Selama enam bulan pertama, bayi harus diberikan ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa bayi yang sehat hanya menerima ASI, dan tidak ada cairan lain termasuk air putih, teh, jus, dan susu formula. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif lebih jarang mengalami diare atau mengalami kematian akibatnya, dibandingkan bayi yang tdak mendapatkan ASI, atau mendapatkan ASI tidak eksklusif. Memberikan ASI juga melindungi bayi dari risiko alergi, dan infeksi lain seperti penumonia.<br /><br />Jika tidak memungkinkan memberikan ASI, susu sapi atau susu formula sebaiknya diberikan menggunakan cangkir. Hal ini mungkin sekalipun terhadap bayi kecil. Botol susu jangan digunakan karena sukar dibersihkan dan dengan mudah membawa organisme yang menyebabkan diare.<br /><br />Risiko lain juga terjadi pada bayi yang mulai mendapatkan MPASI. Hal ini dikarenakan potensi kuman yang terdapat dalam makanan, dan kehilangan perlindungan dari ASI yang memiliki potensi anti infeksi. Untuk itu perlu mempersiapkan makanan bergizi, dan higienis dalam penyajiannya.<br /><br />dikutip dari : http://bayikita.wordpress.com/2008/08/16/diare-pada-anak/<br /><br /><span style="font-weight:bold;">sumber :<br /></span>Dikutip dari guideline Royal Children Hospital Australia: http://www.rch.org.au/kidsinfo/factsheet.cfm?doc_id=5353 <br />Dan referensi dari WHO, juga www.guideline.gov<br />Untuk berbagai informasi penting mengenai diare dari WHO (Badan Kesehatan Dunia), dapatkan di:<br />http://www.rehydrate.org <br />http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5216a1.htm<br />http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5216a1.htm#tab1 <br />Informasi lainnya;<br /><br />http://www.med.umich.edu/1libr/pa/pa_diarrhbr_hhg.htm <br /><br />Farian Sakinah (Ian) dan Arifianto (Apin)/NIH<br /><br />diambil dari (http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=7)Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-9622916946365917812010-01-31T18:32:00.000-08:002010-01-31T18:35:44.816-08:0010 Penyakit Pertama Pada BayiMENJADI orang tua baru tentu membahagiakan. Namun, kebahagiaan terkadang berubah menjadi kepanikan tatkala si kecil mendadak sakit. Nah, ada baiknya Anda mengenali 10 penyakit pertama bayi, seperti dipaparkan Dr. Kusnandi Rusmil, Sp.A dari RS Hasan Sadikin, Bandung berikut ini.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">1. BATUK-PILEK - <br /></span>Batuk-pilek pada bayi bisa karena banyak faktor. "Sebagian besar penyebabnya virus, yang jenisnya ada ratusan banyaknya. Biasanya sembuh sendiri, kok. Gejalanya, hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam." Selain virus, batuk-pilek juga bisa karena bakteri. Biasanya disertai panas dan gejalanya lebih berat, yaitu tenggorokan berwarna merah. Harus diberi antibiotik. Jika terus berlanjut, bisa berakibat komplikasi radang telinga tengah. "Namun, sakit telinga tak selalu terjadi pada batuk pilek.<br /><br />"Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi dan membuat napas tersumbat, beri obat tetes hidung atau sedot cairan hidung dengan alat khusus. "Yang penting, penyebabnya dulu yang diobati. Karena virus belum ada obatnya, maka pertahanan tubuh si bayi-lah yang harus ditingkatkan." Biasanya, batuk-pilek pada bayi terjadi sekitar lima hari. Jika panas tubuh bayi tak turun-turun hingga 2 - 3 hari, segera bawa ke dokter. "Orang tua tak perlu cemas jika bayi batuk-pilek. Jika disertai panas, beri obat panas. Jangan lupa, beri nutrisi yang baik, terutama yang mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan atau jus, minum yang banyak, terutama ASI."<br /><br /><span style="font-weight:bold;">2. INFEKSI TELINGA - <br /></span>Infeksi telinga dapat disebabkan batuk-pilek oleh virus yang terus-menerus, sehingga virus masuk ke dalam saluran telinga. "Bisa juga karena telinga kemasukan air yang mengandung kuman, sehingga mengakibatkan peradangan saluran telinga tengah." Gejalanya, sakit pada telinga dan panas yang tidak turun-turun selama 2 - 3 hari. "Harus segera dibawa ke dokter. Kalau tidak segera ditangani, gendang telinga bayi bisa meradang dan pecah."<br /><br />Jika tak diobati, lama-lama radang telinga akan makin parah dan dapat menimbulkan nanah. "Jika nanah pecah, cairan itu akan keluar dari telinga dengan bau yang tidak enak. Efek jangka panjangnya, sistem pendengaran rusak."<br /><br /><span style="font-weight:bold;">3. DIARE -</span> <br />Seperti halnya batuk-pilek, diare pada bayi juga bisa karena bermacam faktor, dari makanan yang tercemar kuman atau virus, keracunan makanan, sampai alergi susu. Diare pada bayi umumnya dapat dilihat dari jumlah cairan yang keluar melalui buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari cairan yang masuk. Frekuensi BAB-nya lebih dari tiga kali sehari. Jadi, harus diberi banyak cairan supaya tidak terjadi dehidrasi.<br /><br />Pencegahannya, beri bayi minum, misalnya oralit, minuman yang mengandung ion, atau minuman yang mengandung probiotik, seperti yoghurt untuk membantu keseimbangan kuman dalam perut. "Bayi enam bulan sudah boleh, kok, diberi minuman mengandung ion atau probiotik." Kusnandi juga menegaskan, obat diare yang paling ampuh bagi bayi sebenarnya ASI, karena mengandung obat anti-virus atau kuman yang dapat mencegah dan mengurangi lamanya penyakit bersarang di dalam tubuh bayi.<br /><br />Diare yang disertai demam, lanjut Kusnandi, paling sering disebabkan oleh virus. "Semua penyakit karena virus, tidak ada obatnya. Yang penting, meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi kehilangan cairan tubuh dengan banyak-banyak minum, terutama ASI."<br /><br />Sementara diare disertai muntah, biasanya disebabkan karena rangsangan ke dalam saluran pencernaan. "Rangsangan itu bisa macam-macam, bisa oleh kuman atau racun zat kimia. Sekali lagi, yang penting adalah memberi minum yang banyak. Bisa juga diberi obat anti muntah oleh dokter," kata Kusnandi seraya mengingatkan agar orang tua tidak memberi bayi obat pemampat feses atau tinja. "Jika tinja mampat, kuman enggak mati, malah berkumpul di dalam usus. Lebih baik kuman dikeluarkan dulu melalui BAB. Setelah kuman habis, otomatis diare akan berhenti dengan sendirinya," kata Kusnandi mengingatkan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">4. BATUK PLUS SESAK NAPAS</span> - <br />Pada bayi yang memiliki potensi alergi atau asma, batuk pilek lama-lama bisa menimbulkan sesak napas. "Batuk-pilek ini terjadi akibat kuman yang lama-lama menyebar ke paru-paru. Bisa mengakibatkan gejala radang paru-paru, yaitu sesak napas," ujar Kusnandi.<br /><br />Jika sudah menyerang paru-paru, berarti sudah masuk ke tahap serius dan harus betul-betul diobati. "Tanda-tanda sesak napas ini dapat dilihat secara fisik, antara lain bayi bernapas lewat hidung, sehingga cuping hidung kembang-kempis, napasnya cepat, setiap bernapas seperti ada yang menariknya hingga dadanya cekung." Penanganan gejala-gejala serius ini harus lebih teliti. Bila perlu dirawat di RS untuk diberi oksigen. "Jika sudah sampai ke tahap serius, tak bisa lagi hanya diberi perawatan di rumah. Bisa bahaya dan harus segera ditolong dokter," tegas Kusnandi.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">5. SAKIT TENGGOROKAN -</span> <br />Sakit tenggorokan pada bayi bisa karena kuman atau virus yang menyerang tenggorokan. "Tanda-tanda fisiknya, tenggorokan berwarna merah, yang dapat terlihat di bagian leher. Bayi juga terlihat seperti kesakitan, rewel, dan biasanya sulit menelan."<br /><br />Jika disebabkan virus, biasanya dokter akan memberi obat pengurang rasa sakit, vitamin, dan dianjurkan diberi makan yang banyak, terutama jus buah, sayur bening, dan ASI, agar tubuhnya kembali kuat. Namun jika penyebabnya kuman, dokter akan memberi antibiotik. "Bisa berupa sirup atau puyer. Puyer lebih ekonomis dan dosisnya bisa lebih tepat, karena dihitung per kilogram berat badan bayi. Efektivitasnya, sih, sebenarnya sama saja dengan sirup."<br /><br />(Sumber : Tabloid Nova)<br />dikutip dari : http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/109-10-penyakit-pertama-pada-bayi.htmlPenyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-46033724180248555692007-09-30T20:09:00.001-07:002007-09-30T20:12:55.710-07:00Jangan Mudah Berkata "Jangan" pada Balita<p class="subtitle-1">dikutip dari : http://www.sahabatnestle.co.id/homev2/main/dunia-dancow/tksk_balita.asp?id=1494<br /></p> <p><br /><img src="http://www.sahabatnestle.co.id/main/images/img_jangan_mudah.jpg" align="left" />Usia balita, terutama periode umur 2 sampai 5 atau 6 tahun adalah masa eksplorasi. Pada masa jelajah ini rasa ingin tahu anak sangat besar dan lebih aktif dari sebelumnya. Menurut Erik Erikson, ini adalah masa penting membangun sikap kemandirian untuk mengekspresikan pikiran dan tindakan (<i>autonomy</i>) anak, serta membangun sikap penuh inisiatif dan kreatifnya. Semuanya ini adalah pondasi penting untuk memupuk rasa percaya diri anak. </p><p>Sayangnya, banyak orangtua yang tidak tahu bagaimana menghadapi perangai alami anak-anak usia tersebut. Keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru, kelincahan anak yang luar biasa yang sering merepotkan orangtuanya, sering dianggap sebagai suatu kenakalan. Misalnya, seorang anak usia 3 tahun yang begitu gembira mendapatkan ilmu baru bahwa ketika gelas dilempar akan jatuh ke bawah dan pecah, tetapi orangtuanya justru memarahinya. Atau, seorang anak yang membongkar mainannya karena ingin tahu bagaimana bagian benda-benda bisa tersusun menjadi sebuah rangkaian mainan akan membuat orangtuanya marah. </p><p>Akibatnya, kata-kata “jangan”, “tidak boleh”, dan ancaman sering dilontarkan oleh para orangtua. Bahkan, banyak anak yang sudah mendapatkan makian dan pukulan. Cara yang salah dalam mendisiplinkan anak seperti ini akan membunuh rasa percaya diri anak karena anak akan takut mengembangkan dan mengekspresikan pikiran dan pendapatnya (<i>shame/doubt</i>). Rasa percaya diri anak akan tereduksi bila anak mengalami ketakutan besar untuk bertindak dan mengambil risiko (<i>guilt</i>), sehingga akan menjadi pribadi minder, apatis, bahkan agresif. </p><p>Pengalaman negatif yang dialami semasa kanak-kanak akan direkam otak dan terbawa sampai dewasa, karena 90% perkembangan otak terjadi pada usia di bawah 7 tahun. Jadi, apabila ingin anak mempunyai rasa percaya diri untuk dapat menjelajahi kehidupannya kelak ketika dewasa, berikan sebanyaknya pengalaman positif, yaitu dengan menggantikan kata-kata “jangan” atau “tidak boleh”, dengan kata-kata yang dapat membangun rasa percaya dirinya. Berikut ini beberapa alternatif untuk mengganti kata “jangan”: </p><ul><li>Ubahlah kata-kata Anda. Anak akan memberikan respon yang lebih baik bila kita menggunakan kata-kata positif. Daripada berteriak, “Awas, jangan main bola di ruang tamu!”, kita dapat berkata, “Ayo main bola di halaman, karena kalau di dalam ruangan bisa kena kaca jendela, nanti bisa pecah.” Atau, “Tidak boleh mencoret-coret meja!”, kita dapat memberikan kertas, “Kalau menggambar bisa di atas kertas, karena meja bisa kotor dan sulit untuk membersihkannya.” Apabila anak dalam keadaan bahaya sehingga memerlukan reaksi cepat, kita dapat menggantikan kata-kata spontan “Stop, ada mobil!”, “Panas sekali” “Bahaya.” </li><li>Berikan pilihan. Pada periode ini anak ingin mengekspresikan keinginannya atau ingin memegang kendali. Misalnya, anak ingin memilih baju yang tidak tepat dengan situasi (memakai baju olahraga untuk pergi ke pesta), orangtua bisa memberikan tiga pilihan baju yang tepat, dan biarkan anak memilihnya. <p>Apabila anak ingin makan permen sebelum waktu makan malam, orangtua bisa memberikan pilihan, “Mau permen cokelat setelah makan malam, atau permen rasa jeruk setelah makan malam?” </p><p>Apabila anak sedang asyik bermain dan Anda ingin menyuruhnya mandi, berikan pilihan “Nak…mau mandi 5 menit atau 10 menit lagi?” </p><p>Dengan cara ini anak merasa dihargai pendapatnya dan merasa mampu untuk mengambil keputusan dan memegang kendali, walaupun sebetulnya ia sedang mematuhi perintah orangtuanya. </p> </li><li>Siapkan lingkungan agar terhindar dari kata-kata “jangan”. Orangtua yang mempunyai anak balita harus menyiapkan lingkungan yang aman bagi anak, sehingga kata-kata “jangan” tidak akan terlontar. Misalnya, pindahkan benda-benda yang berbahaya bagi anak dan berikan lingkungan yang membuat anak bebas bereksplorasi secara aman. </li><li>Jangan pedulikan hal-hal yang kecil. Biarkan anak bereksplorasi dan mencoba apa saja. Sejauh hal tersebut tak membahayakan dan dapat membuat anak gembira dan penuh semangat, sebaiknya jangan dilarang. Misalnya, mereka ingin bermain pasir atau tanah, jangan takut kotor, karena mereka bisa mandi dan ganti baju. Atau, biarkan anak ingin tidur dengan baju barunya untuk ke pesta, karena sedang gembira mendapatkan baju baru. </li><li>Ubahlah persepsi Anda terhadap kelakuan anak. Kelakuan mereka yang terkadang membuat orangtua kesal (misalnya melempar gelas, merusak mainan) sebagai tindakan kreatif karena sedang mencoba sesuatu. Anda bisa menerangkan pada mereka bahwa gelas yang pecah itu harganya mahal, kasihan Papa yang bekerja keras untuk mencari uang. Atau, belilah mainan yang tak terlalu mahal, dan siapkan diri Anda bahwa mainan tersebut akan dibongkar oleh anak. Semakin besar anak, semakin mengerti ia untuk tidak merusak mainannya. </li><li>Berkata “jangan” secara tepat. Tentu saja kata “jangan” masih perlu dipakai apabila memang menyangkut perilaku anak yang serius. Apabila memang diperlukan katakan dengan tegas, tapi tak dengan bentakan. Misalnya, “Tidak boleh menarik ekor kucing, kasihan kucingnya kesakitan.” Berikan pujian apabila ia merespon larangan Anda, misalnya dengan senyum atau pelukan, “Mama senang, ternyata kamu mau mendengarkan Mama.”</li></ul>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-51358589209825990132007-09-25T23:28:00.000-07:002007-09-26T00:10:28.669-07:00Mimisan<b><span style="font-family:Verdana;color:#cc6699;"><span style="font-size:78%;">dikutip dari : http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=14567</span><br /><br />PERIKSAKAN JIKA TAK INGIN KEBABLASAN</span></b><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;"><br /> <br /> <i>Mimisan memang bukan penyakit baru. Keluarnya darah dari hidung ini tak jarang hanya dianggap sekadar panas dalam oleh masyarakat awam. Jika terjadi berulang-ulang, waspadalah. Bisa saja itu merupakan gejala penyakit yang lebih serius.</i><br /> <br /> Mimisan alias keluarnya darah dari hidung atau terjadinya perdarahan di hidung, bisa saja terjadi secara spontan. Misalnya, akibat trauma atau terbentur, dikorek-korek oleh jari tangan , atau masuknya benda asing masuk ke dalam hidung. Sebaliknya, ada juga darah yang keluar dari lubang hidung tanpa diketahui, misalnya ketika sedang tidur, berolah raga, atau di mana saja. Kejadian ini dikenal dengan mimisan atau istilah medisnya epistaksis.<br /> <br /><a href="javascript:realview('detail_images.asp?act=1&id=14567&imageid=31613','detail_images','516','500');"><img src="http://www.tabloidnova.com/Articles%5CPrinting%5CXVIII%5C1018%5CPictures%5C31613%5C31613-W200.jpg" alt="KLIK - Detail" align="left" border="0" /></a> Dari penyebabnya, jelas Dr. Chospiadi Irawan, SpPD, KHOM, mimisan dibedakan menjadi dua bagian. "Yang pertama disebabkan faktor organik atau adanya kelainan organ dan kedua adalah gangguan medik atau adanya gangguan pembekuan darah." Mimisan karena kelainan organ bawaan akan terlihat sejak usia dini. Anak dipastikan sering mengalami mimisan. Biasanya terjadi pada usia balita atau anak usia aktif.<br /> <br /> Begitu anak stres, beraktivitas, dan teriritasi, ia mimisan. Mungkin si kecil memiliki kelemahan pada organ hidung atau pembuluh darah hidungnya. "Namun, idealnya, sejak anak-anak tidak terjadi mimisan karena orang normal memiliki toleransi terhadap suhu di lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain, ia punya daya tahan tubuh yang baik."<br /> <br /> Pemicu terjadinya mimisan pun tergantung dari kedua penyebab di atas. Jika disebabkan kelainan organik, biasanya mimisan terjadi akibat adanya rangsangan dari zat-zat yang mengandung toxic (racun) atau gas, suhu yang ekstrem, misalnya udara yang sangat panas dan kering, serta udara yang sangat dingin. Kondisi-kondisi tersebut dapat mengakibatkan iritasi atau erosi pada pembuluh darah di dalam hidung.<br /> <br /> Pada beberapa kondisi, mimisan umumnya diakibatkan oleh kelemahan-kelemahan bawaan. Misalnya, pembuluh darah di hidungnya melebar (varises) atau justru tipis (aneurisma). "Bisa juga karena pembuluh darahnya rapuh dan lebih ramai, sehingga lebih mudah mengalami iritasi hanya dengan pemicu yang ringan saja."<br /> <br /> Yang berikut, mimisan yang disebabkan gangguan medik atau adanya gangguan pembekuan darah. Pada prinsipnya, ujar Chospiadi, saat sedang beraktivitas sehari-hari, manusia membutuhkan faktor pemeliharaan pembekuan darah. Baik secara primer maupun sekunder. "Yang primer adalah pembuluh darahnya dan trombosit. Trombosit adalah sel-sel darah merah yang bereaksi pertama kali ketika terjadi luka. Analoginya, pada kasus demam berdarah trombosit menjadi rendah karena dimakan oleh virus. Nah, setelah ia bereaksi menutup luka, lalu ia memicu faktor yang kedua, yaitu pembekuan darah. Pada umumnya mimisan itu terjadi pada gangguan primer, yaitu pada pembuluh darah dan trombosit."<br /> <br /> Bagi manusia normal, lanjutnya, pada kondisi tertentu masih bisa menolerir suhu-suhu yang ekstrem. "Orang normal, pergi ke puncak Gunung Himalaya enggak akan terkena mimisan. Begitu pun ia akan tenang-tenang saja ketika berlari di padang yang panas dan kering. Sebab, dia dapat beradaptasi dengan suhu di sekitarnya. Misalnya, pembuluh darahnya akan menyempit sendiri ketika berada di suhu yang dingin dan sebaliknya."<br /> <br /> <span style="color:#cc6699;"><b>BUKAN TURUNAN </b></span><br /> Mimisan karena kelainan organik biasanya terjadi secara uniteral atau asimetris, di mana darah hanya keluar dari salah satu lubang hidung. Bisa dari kiri atau kanan saja. "Namun, jika mimisannya karena gangguan medik, perdarahan bisa terjadi berganti-ganti pada dua sisi hidung," jelas Chospiadi.<br /> <br /> Mimisan yang disebabkan gangguan medik inilah yang patut diperhatikan lebih lanjut. Sebab, bisa saja merupakan sebuah gejala bagi suatu penyakit yang lebih serius. Misalnya, pada demam berdarah yang menimbulkan gejala penyakit yang menganggu trombosit dan pembuluh darah. "Jika mengalami demam lebih dari tiga hari, lalu keluar bintik-bintik merah di kulit dan dibarengi dengan mimisan, tentu harus semakin wasapada. Ini biasa terjadi pada demam berdarah stadium yang lebih tinggi."<br /> <br /> Bagi orang normal yang tadinya sehat-sehat saja lalu mendadak mimisan, misalnya saat sedang tidur atau berolah raga dan dibarengi dengan demam, ia harus waspada. Mimisan seperti ini, tutur Chospiadi, arahnya sudah ke gangguan medik. "Jika orang itu tiba-tiba kulitnya membiru di beberapa bagian disertai mimisan, bisa saja itu gejala leukemia (kanker darah)."<br /> <br /> Mimisan yang terjadi berulang-ulang pun harus diwaspadai. Pertama-tama, periksakan ke ahli THT (telinga hidung tenggorokan). Setelah dievaluasi dan ternyata terjadi infeksi lokal, dokter pasti akan mengatasi atau mengobati erosi akibat infeksi lokalnya terlebih dahulu. Mimisan ini biasa terjadi pada anak-anak yang sering mengorek-korek hidungnya dengan tangan. "Karena dikorek-korek, timbul peradangan atau kerusakan jaringan. Agar lebih pasti apa penyebab mimisannya, memang lebih baik ke dokter untuk memastikan ada-tidaknya tumor di rongga hidung. Evaluasi dini akan mempercepat penyembuhan."<br /> <br /> Jika tak ditemukan kelainan organik, biasanya dokter THT mengirim pasien ke ahli penyakit dalam atau hematolog (ahli darah) untuk mengecek ada-tidaknya kelainan pembekuan darah di pembuluh darah hidungnya. Gangguan pembekuan darah salah satunya terlihat dari jumlah trombosit yang terlalu sedikit. "Jika memang begitu, akan dicari tahu dulu kenapa sampai trombositnya sedikit, setelah itu baru diobati."<br /> <br /> Yang jelas, hinggga kini belum ada bukti atau data baru dari dunia kedokteran yang menyatakan mimisan dapat diturunkan (genetik). "Pada umumnya, mimisan terjadi secara sporadik dan bisa terjadi pada siapa saja." Meski, kata Chospiadi, jika orangtuanya memiliki pembuluh darah yang lemah, kendati tidak mutlak, "Bisa saja salah satu anaknya akan memiliki pembuluh darah yang lemah juga. Berdasar pengalaman, mungkin saja hal itu bisa menjadi bahan pertimbangan, meski itu pun belum terbukti. Kasus yang banyak ditemui pada umumnya bersifat sporadis. Misalnya, jika gangguannya pada trombosit, salah satunya adalah penyakit ITP (immune thrombocytopenic purpura), yaitu suatu kondisi di mana trombositnya (darah merah) menurun karena dimakan oleh antibodi atau reaksi tubuhnya sendiri yang menghancurkan trombositnya." </span>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-78859180096913585012007-09-24T18:47:00.000-07:002007-09-24T18:48:33.478-07:00CEGAH TBC SEJAK DINI<center><span style="font-family:Verdana;font-size:180%;color:#000000;"><b>CEGAH TBC SEJAK DINI</b></span></center><p> <span style="font-family:Verdana;font-size:100%;color:#000000;"><i><b><br /></b></i></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:100%;color:#000000;"><span style="font-weight: bold;font-size:78%;" >dikutip dari : http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=08376&rubrik=sehat</span><i><b><br /></b></i></span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:100%;color:#000000;"><i><b>E</b></i><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;"><i>fektivitas vaksin penangkal TBC tidak mencapai 100%, tapi mengapa wajib untuk bayi?</i></span></span></p> <span style="font-family:Verdana;font-size:100%;color:#000000;"> <span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#000000;"> <table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" width="100%"> <tbody><tr> <td width="100%"> <p><img src="http://www.tabloid-nakita.com/photo/08376sehat01.jpg" align="right" border="0" /><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">TBC atau TB saat ini telah berkembang menjadi penyakit infeksi global dan pembunuh nomor satu di dunia. Tidak kurang dari 8 juta orang terjangkit tiap tahunnya, 2 juta di antaranya meninggal dunia. Jumlah pasien TB (tuberkulosis) di Indonesia menempati posisi ketiga di dunia setelah India dan Cina. Sungguh sangat menyedihkan.<br /> Itulah alasan mengapa pencegahan sedini mungkin harus dilakukan. Caranya dengan memberikan suntikan vaksin BCG (<i>Bacillus Calmette Guerin</i>) di usia bayi. Vaksin yang ditemukan oleh Dr. Albert Calmette dan peneliti bernama Camille Guerin pada 24 April 1927 ini, mengandung kuman TB yang masih hidup tapi sudah dilemahkan.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Namun sebagaimana lazimnya usaha manusia, tidak ada pencegahan yang sempurna. Demikian pula dengan vaksin BCG yang tidak memiliki efektivitas 100% untuk mencegah penyakit TB. Karenanya, pemberian vaksin ini hanya merupakan tindakan memperkecil risiko tertular.</span></p> <p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Jadi tetap saja, seorang anak yang telah mendapatkan vaksin BCG masih bisa tertulari. Misal, bila daya tahan tubuh anak sedang menurun dan berlangsung kontak terus-menerus dengan penderita TB. Otomatis si anak selalu mendapat semprotan kuman <i>Mycobacterium tuberculosis</i>, agen utama penyebab penyakit TB. Atau, bisa jadi kuman yang ditularkan sangat ganas dan sangat banyak sehingga memengaruhi benteng pertahanan anak.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Fakta tersebut tentu saja memancing pertanyaan, kalau begitu untuk apa dilakukan vaksinasi BCG? Toh, kemungkinan tertular TB tetap ada. Eit, nanti dulu, vaksinasi jelas berguna! Kalaupun anak-anak penerima vaksin BCG tertular bakteri TB, kondisinya tidak separah pada penderita tanpa vaksin BCG.</span></p> <p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Jelas, imunisasi BCG tetap bermanfaat untuk memperkecil kemungkinan tertular sekaligus memperingan gejala bila terjangkit TB.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Hal penting lain untuk mencegah penularan TBC adalah menghindari anak melakukan kontak langsung dengan penderita TB dewasa. Kuman penyebab TB mudah sekali menular melalui <i>droplet</i> (butir-butiran air di udara) yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin.</span> </p><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Konsultan ahli:</span> </i></p><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"><b>Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K)</b>,</span></i></p> <i> </i><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">ahli Respirologi Anak dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta</span></i></p> <p align="center"><span style="font-family:Verdana;font-size:130%;"><span style="color:#ff7f00;">VAKSIN BCG</span> <span style="color:#ff7f00;">BERAPA KALI?</span></span> </p><h6><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;"><span style="color:#b32995;">*</span> <b><span style="color:#f80080;">Jumlah Pemberian</span></b></span></h6> <p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Cukup 1 kali, karena vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang terbentuk akan memiliki kualitas yang sama dengan yang terinfeksi secara alami. Oleh karena itu, antibodi yang dihasilkan melalui vaksinasi sudah tinggi. Berbeda dari vaksin yang berisi kuman mati, umumnya memerlukan <i>booster</i> atau pengulangan.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Usia Pemberian</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Kelompok umur yang rentan terserang TB adalah usia balita, terutama usia kurang dari 1 tahun. Hal ini disebabkan anak umumnya punya hubungan erat dengan penderita TB dewasa, seperti dengan ibu, bapak, nenek, kakek, dan orang lain yang serumah. Karena itulah, vaksin BCG sudah diberikan kepada anak sejak berusia kurang dari 1 tahun, yaitu usia 2 bulan. Di usia ini sistem imun tubuh anak sudah cukup matang untuk mendapat vaksin BCG. Namun, bila ada anggota keluarga yang tinggal serumah atau kerabat yang sering berkunjung ke rumah menderita TB, maka ada baiknya bayi segera diimunisasi BCG setelah lahir.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Bila umur bayi sudah terlewat dari 2 bulan, sebelum dilakukan vaksinasi hendaknya jalani dulu tes <i>Mantoux </i>(tuberkulin). Gunanya untuk mengetahui, apakah tubuh si anak sudah kemasukan kuman <i>Mycobacterium tuberculosis</i> atau belum. Vaksinasi BCG dilakukan apabila tes <i>Mantoux </i>negatif.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Lokasi Penyuntikan</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Yang dianjurkan oleh WHO adalah di lengan kanan atas. Cara menyuntikkannya pun membutuhkan keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal. Para orangtua juga tak perlu khawatir dengan luka parut yang bakal timbul di lengan, karena umumnya luka parut tersebut tidaklah besar. Jadi tidak akan merusak estetika keindahan lengan anak Anda kelak.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Berikan Vaksin Saat Anak Sehat</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Tak perlu ragu melakukan vaksinasi bila anak hanya sekadar batuk pilek. Vaksinasi sebaiknya ditunda dulu apabila anak demam tinggi atau sedang menderita penyakit yang berat (misalnya sampai perlu perawatan di rumah sakit). Alangkah baiknya bila melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada yang lebih ahli sebelum melakukan vaksinasi.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Tanda Keberhasilan Vaksinasi</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Tanda keberhasilan vaksinasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau bisul setelah vaksinasi BCG memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari bisul pada umumnya. Bisul tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri, bahkan bila disentuh pun tidak terasa sakit. Tak hanya itu, munculnya bisul juga tak diiringi panas. Selanjutnya, bisul tersebut akan mengempis dan membentuk luka parut.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Bila Ada Reaksi Berlebih</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Tingkatkan kewaspadaan bila ternyata muncul reaksi berlebih pascavaksinasi BCG. Misal, benjolan atau bisul itu lama tidak sembuh-sembuh dan menjadi koreng. Atau, malah ada pembengkakan pada kelenjar di ketiak (sekelan). Ini dapat merupakan pertanda si anak pernah terinfeksi TB sehingga menimbulkan reaksi berlebih setelah divaksin. Sebaiknya segera periksakan kembali ke dokter.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Penting diketahui, setiap infeksi selalu diikuti oleh pembesaran kelenjar limfe setempat (regional) sehingga bisa diraba. Jadi infeksi ringan akibat vaksinasi di lengan atas akan menyebabkan pembesaran kelenjar limfe ketiak. Jika infeksi terjadi pada pangkal paha, akan terjadi pembesaran kelenjar limfe di lipatan paha. Namun efek samping ini tidak terjadi pada semua bayi. Yang berisiko apabila bayi tersebut sudah terinfeksi TB sebelum vaksinasi.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#b32995;"><b>*</b></span><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#f80080;"> <b>Bila Tak Timbul Benjolan</b></span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Orangtua tak perlu khawatir bila ternyata tidak muncul bisul/benjolan di daerah suntik. Jangan langsung beranggapan bahwa vaksinasinya gagal. Bisa saja itu terjadi karena kadar antibodinya terlalu rendah, dosis terlalu rendah, daya tahan anak sedang menurun (misalnya anak dengan gizi buruk) atau kualitas vaksinnya kurang baik akibat cara penyimpanan yang salah.</span> </p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;">Meski begitu, antibodi tetap terbentuk tetapi dalam kadar yang rendah. Jangan khawatir, di daerah endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) seperti Indonesia, infeksi alamiah akan selalu ada. <i>Booster-nya</i> (ulangan vaksinasi) bisa didapat dari alam, asalkan anak pernah divaksinasi sebelumnya.</span> </p><p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Konsultan ahli:</span></i></p> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;"><b>Prof. DR. Dr. Sri Rezeki S Hadinegoro, Sp.A(K)</b>,</span></i></p> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Staf pengajar pada Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI dan</span></i></p> <p style="margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;" align="right"><i><span style="font-family:Verdana;font-size:78%;">Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia</span></i></p> <p><b><span style="font-family:Verdana;font-size:85%;color:#333333;">Utami Sri Rahayu. Foto: Dok. nakita</span></b></p></td></tr></tbody></table></span></span>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-80117827007010729652007-09-23T21:15:00.000-07:002007-09-23T21:16:45.594-07:00Disentri pada balita<span style="font-size:85%;">Seorang anak rekan saya terkena disentri, karenanya untuk pencegahan dan pengobatan saya posting artikel tentang disentri yang ditulis oleh Ibu Ida Arimurti. Untuk pencegahan, jaga kebersihan, hindari mengkonsumsi makanan kurang bersih, cuci tangan sebelum makan dan masak, jangan main di tempat kotor. Berikut lengkapnya,</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">DISENTRI PADA BALITA</span><br /><span style="font-size:78%;">dikutip dari http://ferdirn.blogspot.com/2007/06/disentri-pada-balita.html</span><br /><br /><br />Bila sikecil tampak lemas karena bolak balik buang air besar disertai<br />suhu<br />tubuh yang tinggi dan nyeri tiap mengeluarkan kotoran dan feses<br />dibarengin<br />darah dan lendir , kalau iya maka ini merupakan gejala disentri. Menurut<br /><br />dr.Hadjat S. darah dan lendir adalah gejala disentri yang paling utama.<br />Sindroma disentri dapat disebabkan oleh semua mikroba, bakteri atau<br />parasit.<br />Bisa juga karena intoleransi laktosa . Sindroma disentri umumnya<br />disebabkan<br />karena adanya kuman shigella dan parasit entamoeba histolityca, walau<br />kuman<br />penyebabnya berbeda namun kedua infeksi itu menunjukkan adanya feses<br />berdarah<br />dan berlendir. Sindroma disentri merupakan salah satu jenis diare akut.<br /><br />Sindroma disentri dapat menular melalui berbagai cara dan media,<br />sindrome ini<br />banyak dialami dimasa balita, namun jarang menimpa anak usia dibawah<br />satu tahun<br />karena pada usia ini pengawasan orang tua sangatlah ketat.<br /><br />Komplikasi Disentri<br /><br />komplikasi disentri biasa terjadi akibat adanya faktor resiko pada anak<br />yang<br />tidak mendapat ASI, berstatus gizi buruk atau sedang menderita campak.<br />Komplikasi berawal dari melunaknya dinding usus sehingga bakteri<br />shigella dapat<br />menginvasi jauh kedalam, luka yang terjadi didinding usus menjadi<br />semakin parah<br />karena tercemar racun yang dihasilkan bakteri tadi, sehingga memicu<br />terjadinya<br />perforasi usus atau usus pecah yang ditandai dengan feses bercampur<br />darah.<br /><br />Pengobatan<br /><br />Dokter akan memberikan antibiotik sesuai dengan gambaran klinis diare,<br />tes<br />laboratorium diperlukan untuk mengetahui tanda2 ketahanan kuman dan<br />jenis<br />disentri. Namun biasanya dokter akan memberikan antibiotik selama 5-7<br />hari.<br /><br />Pemberian makanan untuk penderita disentri haruslah yang lunak dan tidak<br /><br />memiliki rasa yang tajam, serta harus berprotein tinggi karena<br />diperlukan untuk<br />proses penyembuhan, pemberian air minum yang banyak sangat dianjurkan<br />agar<br />tidak terjadi dehidrasi.<br /><br />Kondisi bertambah parah<br /><br />Apabila kondisi si sakit makin lemah, tidur terus menerus, perut<br />kembung,demam<br />tak kunjung turun, diare yang makin sering disertai darah yang banyak<br />segeralah<br />bawa anak ke rumah sakit mungkin telah terjadi komplikasi, dalam hal ini<br />maka<br />pasien perlu penangan lebih jauh dan perawatan intensif di rumah sakit.<br /><br />DIARE<br /><br />Diare merupakan keadaan dimana seseorang menderita<br />mencret-mencret,tinjanya<br />encer dan kadang muntah-muntah. Diare juga disebut dengan muntaber<br />(muntah berak),<br />muntah mencret atau muntah bocor, kadang tinja penderita mengandung<br />darah dan lendir dan diare juga menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar<br />melalui tinja.<br /><br />Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini<br />dapat<br />menyebabkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima<br />tahun.<br /><br />Penyebab diare<br /><br />penyebab diare yang terpenting adalah:<br /><br />-karena adanya peradangan usus: karena kolera, disentri, bakteri-bakteri<br />lain, virus dsb.<br />-karena kekurangan gizi: kelaparan, kekurangan zat putih telur -karena<br />keracunan makanan<br />-karena tak tahan makanan tertentu: karena bayi/anak tak tahan meminum<br />susu yang mengandung lemak atau laktosa.<br /><br />Terjadinya diare<br /><br />Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman diare. Air<br />sumur<br />atau air tanah yang telah tercemar kuman diare, atau makanan dan minuman<br />yang<br />telah terkontaminasi kuman diare, atau tidak mencuci tangan sebelum<br />memberikan<br />makan/minum pada bayi/anak, memasak dll yang tanpa disadari sebenarnya<br />tangan<br />telah terkontaminasi kuman diare yang tak tampak oleh mata telanjang.<br /><br />Cara menolong penderita diare<br /><br />Minumlah garam oralit untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh<br />karena<br />diare, minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. Berikan<br />minuman/<br />jus buah yang disukai anak, tetap susui bayi yang menderita diare karen<br />asi<br />terbukti memberikan perlindungan dan ketahanan bagi anak.<br /><br />Bila diare tidak kunjung berhenti segeralah bawa anak ke rumah sakit<br />terdekat<br />untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.<br /><br />Cara mencegah diare<br /><br />-Buang airlah ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk<br />buang air dikakus<br />-Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.<br />-Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu<br />bersih<br />ketika memberikan makan pada bayi atau balita. Pastikan peralatan makan<br />dan<br />minum anak bersih dan tidak terkontaminasi kuman apapun juga.<br />-Untuk bayi usahakan Selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnya<br />terlebih dahulu.<br />-Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak. Hindari memberikan<br />makanan setengah masak/setengah matang pada anak.<br />-Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.<br />-Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan<br />lainnya.<br />-Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi<br />yang disusui ibunya.<br />-Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.<br />-Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau<br />memberikan makan dan minum pada anak.<br />-Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-29428368901857950002007-09-21T21:43:00.000-07:002007-09-21T22:05:22.377-07:00Kolik<table class="contentpaneopen"><tbody><tr><td class="contentheading" width="100%"> Kolik pada Bayi </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=497" target="_blank" onclick="window.open('http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=497','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" title="Buat halaman ini dlm format PDF"> <img src="http://www.halalguide.info/templates/green_hg/images/pdf_button.png" alt="Buat halaman ini dlm format PDF" name="Buat halaman ini dlm format PDF" align="middle" border="0" /></a> </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&task=view&id=497&pop=1&page=0&Itemid=70" target="_blank" onclick="window.open('http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&task=view&id=497&pop=1&page=0&Itemid=70','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no'); return false;" title="Cetak halaman ini"> <img src="http://www.halalguide.info/templates/green_hg/images/printButton.png" alt="Cetak halaman ini" name="Cetak halaman ini" align="middle" border="0" /></a> </td> <td class="buttonheading" align="right" width="100%"> <a href="http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=497&itemid=70" target="_blank" onclick="window.open('http://www.halalguide.info/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=497&itemid=70','win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=400,height=250,directories=no,location=no'); return false;" title="Kirim halaman ini ke teman via E-mail"> <img src="http://www.halalguide.info/templates/green_hg/images/emailButton.png" alt="Kirim halaman ini ke teman via E-mail" name="Kirim halaman ini ke teman via E-mail" align="middle" border="0" /></a> </td> </tr> </tbody></table> <table class="contentpaneopen"><tbody><tr> <td colspan="2" align="left" valign="top" width="70%"> <span class="small"></span>dikutip dari : http://www.halalguide.info/content/view/497/70/ <br /></td> </tr> <tr> <td colspan="2" class="createdate" valign="top"> Friday, 15 September 2006 </td> </tr> <tr> <td colspan="2" valign="top"> <p class="MsoNormal"><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"></span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Penulis: <i>Agus Firmansyah</i><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><img src="http://www.halalguide.info/images/stories/bayi2.jpg" style="float: left;" alt="Image" title="Image" border="0" height="105" hspace="6" width="98" />Bayi menangis merupakan hal yang lumrah. Tetapi bila tangisnya sukar dihentikan dan terjadi berjam-jam tentulah akan membuat waswas orangtua. Apa yang salah pada bayi ini? <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Menangis merupakan cara bayi menyatakan lapar, rasa tidak nyaman, lelah,nyeri dan takut. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Rasa tidak nyaman timbul bila bayi kencing, berhajat, kegerahan, kedinginan, gatal, dan sebagainya. Pada bayi normal, sampai ia berusia kira-kira 6 minggu biasanya frekuensi menangisnya tinggi, dan kemudian berangsur-angsur berkurang sampai ia berusia 4 bulan. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Dan pada usia selanjutnya, bayi umumnya hanya menangis pada sore atau malam hari.</span> <br /><p style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"> <b>Bayi menangis berlebihan<br /><br /></b>Bila bayi menangis secara berlebihan, ini bisa merupakan gejala bahwa ia menderita berbagai penyakit atau keadaan tertentu. Beberapa penyebab yang penting dan memerlukan tindakan segera di antaranya adalah radang telinga, infeksi saluran kemih, nyeri akibat jatuh, <i>volvulus </i>(usus berputar), <i>invaginasi </i>(satu bagian usus masuk ke dalam bagian usus yang lainnya sehingga menimbulkan sumbatan usus), <i>hernia inkarserata </i>(kondor yang tidak masuk lagi dan terjepit), <i>torsio testis </i>(buah zakar terputar), dan <i>acute abdomen </i>(keadaan gawat perut). Namun biasanya penyakit-penyakit serius ini disertai dengan gejala atau tanda lain, sehingga dokter yang berpengalaman akan dapat mendeteksinya. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Di samping itu, beberapa gangguan saluran cerna juga sering menyebabkan bayi menangis berkepanjangan. Bayi yang lapar tentu akan menangis terus sampai di beri minum. Sebaliknya, pemberian makan dan minum yang berlebihan juga akan membuat bayi menangis berkepanjangan karena perutnya terlampau teregang dan menimbulkan nyeri perut. Demikian pula bila bayi terlalu banyak menelan udara, akibat kesalahan teknik waktu menyusui atau memberikan susu botol, misalnya. Bayi yang mengalami sembelit juga sering menangis berlebihan. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Bila tidak ditemukan kelainan-kelainan organik seperti di atas yang membahayakan jiwa bayi, maka menangis yang berlebihan pada bayi disebut kolik.<br /><br /><b>Gejala Kolik pada bayi<br /><br /></b>Kolik menyerang kira-kira 15-25% bayi. Sampai saat ini, penyebab terjadinya kolik pada bayi masih merupakan misteri. Sudah banyak ahli yang meneliti masalah ini, tapi tampaknya belum ada hasil yang memuaskan. Gejala kolik biasanya dimulai dengan muka yang memerah atau mimik wajah yang tampak aneh, diikuti dengan menarik kaki ke atas, lalu menangis kuat yang bisa berlangsung selama beberapa jam. Semua tanda-tanda tersebut terjadi karena perut bayi kejang. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0in 0in 0.0001pt;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Serangan kolik pada bayi biasanya dimulai pada saat ia berumur beberapa minggu, dan berakhir atau sembuh dalam waktu 3-4 bulan. Meskipun sering terjadi pada malam hari di sekitar waktu makan malam, serangan kolik ini dapat pula terjadi terputus-putus pada siang hari. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Di luar waktu serangan, biasanya bayi dapat tidur dengan nyenyak.<br /><br /><b>Bagaimana mengatasi kolik pada bayi ?<br /><br /></b>Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter anak. Bila tidak ditemukan penyakit berbahaya seperti yang telah disebutkan, maka dokter akan mencari kemungkinan lain, yang biasanya berhubungan dengan pencernaan. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani kolik pada bayi <o:p></o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Mendiamkan bayi menangis<br /> <br /> </span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Banyak cara yang dapat dilakukan orang tua untuk menenangkan bayinya yang menangis. Cara tradisional dengan menaruhnya dalam ayunan, atau mengajak bayi berjalan-jalan dalam kereta dorongnya sering merupakan cara yang efektif. Bisa juga Anda mengajaknya bermobil mengitari blok rumah. Cara terakhir ini sebenarnya merupakan kombinasi dari 2 cara pertama, yaitu mengayun dan berjalan-jalan. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--><o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Suara kipas angin, musik, atau <i>vacuum cleaner </i>sering pula efektif untuk menenangkan bayi. Tampaknya bunyi-bunyian tersebut mirip bunyi-bunyian dalam kandungan ibu. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Beberapa ahli menganjurkan pula pemijatan ringan di daerah kolik pada bayi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Perhatikan teknik menyusui</span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><br /> <br /> Untuk menghindari kolik, bila menyusui bayi, pastikan mulut bayi melekat pas pada puting susu ibu. Bila tidak pas, selain bayi akan menelan udara berlebihan, ASI yang dikonsumsi bayi juga akan kurang. Di samping itu, jika bayi menyusu hanya sekejap pada tiap payudara, kepuasan menyusu pada bayi juga akan berkurang. Ini karena bayi hanya minum susu awal, yang banyak mengandung aktosa (gula susu), tetapi rendah kandungan lemak dan proteinnya. Padahal, masukan laktosa yang tinggi bisa menimbulkan gangguan penyerapan laktosa, yang bisa mengakibatkan bayi mengalami kembung dan nyeri perut. <o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Diet ibu</span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><br /> <br /> Penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga kasus kolik pada bayi disebabkan oleh alergi terhadap protein susu sapi. Senyawa ini dapat ditemukan pada ASI dari ibu yang mengkonsumsi susu sapi. Dalam kondisi ini, sebaiknya ibu tidak mengkonsumsi susu sapi. Bila kemudian kondisi bayi ternyata membaik, maka diet ibu yang bebas susu sapi harus terus dipertahankan selama 3-4 minggu atau mungkin lebih. Namun, bila dengan cara ini ternyata kolik pada bayi tidak mereda dalam waktu 4-5 hari, maka ibu dapat kembali ke diet semula. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Karena berarti kolik itu bukan disebabkan oleh diet ibu. <o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Bayi yang tidak minum ASI</span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;"><br /> <br /> Pada bayi yang minum susu formula (susu botol), perlu diperhatikan apakah teknik pemberian susu botol sudah betul. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Pastikan pengenceran susu sudah dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik. Jika susu terlalu encer akan menimbulkan rasa lapar. Sedangkan jika susu terlalu pekat akan menimbulkan diare dan kembung. Pastikan pula bahwa bayi cukup mengkonsumsi susu, sesuai dengan yang dibutuhkannya. </span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;">Sebagai patokan, bayi harus minum sedikitnya 150 ml perkilogram berat badan per 24 jam. Perlu pula diperhatikan apakah dot yang dipakai cocok untuk mulut bayi Anda dan lubang dotnya cukup lebar untuk mengalirkan susu. Sempitnya lubang dot membuat bayi kelihatan rakus menghisap tetapi justru udara yang banyak tertelan. <br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]--></span><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Pada 2-5% kasus, kolik pada bayi disebabkan oleh intoleransi susu sapi. Selain kolik, gejala lain yang timbul adalah diare dan berat badan sukar naik. Pada keadaan ini bila bayi tidak diberi ASI, maka diperlukan susu formula yang tidak mengandung protein susu sapi atau formula susu kedele. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Hindari berganti-ganti susu formula<br /> </span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><br /> Menukar-nukar susu tanpa konsultasi dengan dokter sering dilakukan ibu yang frustasi melihat anaknya menangis terus. Sebenarnya, tanpa indikasi yang jelas, tindakan mengganti-ganti susu ini tidak bermanfaat. <o:p></o:p></span></li><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Hindari penggunaan sembarang obat<br /> </span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><br /> Penggunaan obat dalam mengatasi kolik pada bayi amat terbatas. Bermacam-macam obat telah dicoba, tetapi hasilnya mengecewakan. Selain tidak bermanfaat, pemberian obat juga dapat memberikan efek samping yang membahayakan. <o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style=""><b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Dukungan keluarga</span></b><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><br /> Perlu diingat bahwa kolik pada bayi dapat menimbulkan perasaan stres yang amat besar bagi seluruh anggota keluarga. Mereka akan merasa bersalah dan gagal, karena upaya untuk menenangkan nbayi tampak sia-sia, dan bahkan menambah tangis sang bayi. Pada keadaan ini dukungan keluarga atau teman amat dibutuhkan. Carilah seseorang yang dapat diajak berbagi perasaan atau penderitaan. Menitipkan bayi untuk sementara waktu pada orang lain (ibu, mertua, atau <i>baby sitter</i>) mungkin bermanfaat, agar orang tua dapat santai sejenak, terlepas dari situasi tegang tersebut.<o:p></o:p></span></li></ul> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Penting sekali menangani bayi kolik sedini mungkin. Karena, perasaan yang tidak menyenangkan, tentu bukan merupakan awal yang baik untuk menempuh kehidupan selanjutnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial;" lang="FI">Sumber: idai.or.id<o:p></o:p></span></p> </td></tr></tbody></table>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-78321162925220922002007-09-21T21:17:00.000-07:002010-02-03T21:21:40.739-08:00RADANG TENGGOROKAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm3Z3hwy3PlgS5zk1cm5jRll0RDYj8vmSMQ4L-NQSb8BJG-3OLxwi4slNpWjb4BevpH1VtOd5o-7cVIID3yY2g_DAxcbsv6u4dJaOu8Ck1OHrgX4hyphenhyphen6MwUhboEoghfhOgd8pFXMhO6qrg/s1600-h/radang+tenggorokan.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 104px; height: 116px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm3Z3hwy3PlgS5zk1cm5jRll0RDYj8vmSMQ4L-NQSb8BJG-3OLxwi4slNpWjb4BevpH1VtOd5o-7cVIID3yY2g_DAxcbsv6u4dJaOu8Ck1OHrgX4hyphenhyphen6MwUhboEoghfhOgd8pFXMhO6qrg/s320/radang+tenggorokan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5434254040690764946" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">RADANG TENGGOROKAN<br /></span><span style="font-size:78%;"></span><span style="font-weight: bold;"><br /><br /><br /><br /></span>Anda pernah pusing kepala karena anak kita demam, lesu, tidak mau makan, dan mengeluh sakit waktu menelan? Apalagi gejalanya ditambah dengan rewel, hidung mampet atau justru tidak berhenti meler, dan nyeri di telinganya! Rasanya ingin ada obat ajaib yang bisa membuat anak sembuh dalam sekejap. Simsalabim! Wah tunggu dulu...<br />Mungkin hampir seluruh orang tua pernah pergi ke dokter dan anaknya didiagnosis radang tenggorokan dengan gejala tersebut diatas. Mungkin kemudian kita pulang dengan sederet obat atau. mungkin juga tidak. ]adi sebenarnya, apa sin yang periu kita waspadai tentang radang tenggorokan yang terkenal ini?<br /><br />Sekelumit Fakta nya...<br /><br />Anak bisa sangat sering terserang infeksi saluran napas atas, termasuk radang tenggorokan dan ternyata sekitar 90% dari kasus radang tenggorokan yang disertai hidung berair, demam, dan nyeri telinga disebabkan oleh virus! Bakteri menjadi penyebab dari 10% kasus sisanya. Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka antibiotik biasanya tidak diperlukan. Infeksi oleh virus (misalnya: batuk-pilek, radang tenggorokan) sama sekali tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya, tubuh akan melawan dengan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan merugikan karena akan membuat anak menjadi resisten dan antibiotik menjadi tidak mempan untuk melawan infeksi saat dibutuhkan. Jadi, mari kita simpan antibiotik ini untuk "perang" yang lebih hebat bila diperlukan. Save the best for last, istilahnya.<br /><br />Pada 10% kasus sisanya bakteri penyebab radang tenggorokan tersering adalah Streptokokus. Gejala infeksi bakteri ini adalah tenggorokan yang berwarna merah daging dan tonsil yang mengeluarkan cairan. Untuk mendiagnosis bakteri ini sebagai penyebab secara past! adalah dengan melakukan usap tenggorok untuk kemudian dikultur serta dilakukan pemeriksaan darah. Hanya untuk kasus yang disebabkan bakteri saja antibiotik diperlukan.<br />Bila anak menjadi gelisah, rewel, sulit tidur, lemah, atau lesu karena gejala radang tenggorokan ini, kita dapat membantu meredakan gejalanya. Tidak harus selalu dengan obat, mungkin dengan tindakan yang mudah dan sederhana bisa membantu menenangkan anak:<br />Nyeri menelan: banyak minum air hangat, obat kumur, lozenges, parasetamol untuk meredakan nyeri.<br /><br />Demam : banyak minum, parasetamol, kompres hangat atau seka tubuh dengan air hangat.<br />Hidung tersumbat dan berair (meler): banyak minum hangat, anak diuap dengan baskom air hangat, tetes hidung NaCI.<br />]angan terlalu cemas bila anak tidak langsung sembuh dalam 1 atau 2 hari, karena dalam beberapa kasus, radang tenggorokan karena virus baru sembuh setelah 2 minggu. Yang diperlukan adalah kesabaran dan pengawasan orang tua terhadap gejala anak. Bawalah anak ke dokter bila gejala terlihat makin berat; anak tampak sulit bernapas, kebiruan pada bibir dan/atau kuku, anak tampak gelisah atau justru sangat mengantuk, atau anak batuk/demam berkepanjangan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Selamat menjadi Smart Parent!</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Sumber:</span><br /><br /><ol><li>Bernan S, Johnson C, Chan K, Kelley P. Ear, Nose, and Throat, in Current Pediatric and Treatment. 15th ed. Hay WW, Hayward AR, Levin M], Sondheimer JM (ed). New York: Lange Medical Books/McGraw-Hill, 2001. p 419-20.</li><li>Using Antibiotic Sensibly. http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=FL00075</li><li>Antibiotic: When They Can and Can't Help. American Family Physician, http://www.familydoctor.org.</li><li>Sore Throat And Fever: Average Number in Children? http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id = HQ00291</li><li>pesat3 : Masalah-Masalah Kesehatan Umum Pada Anak oleh dr Purnamawati S Pujiarto SpAK.MMPed</li></ol>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-74352887662439009732007-09-21T21:06:00.000-07:002007-09-21T21:08:33.674-07:00AYO TANGKAL TBC<span style="font-weight: bold;">AYO TANGKAL TBC</span><span style="font-size: 12pt;"><o:p><span style="font-size:78%;"><br />dikutip dari : http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=06311&rubrik=sehat</span><br /></o:p></span> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><br /></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Jika tak diobati secara tuntas, bakteri TBC tak cuma betah bersarang di paru-paru. Organ-organ vital tubuh seperti otak, usus, ginjal dan tulang, menjadi sasaran penyebaran yang akan berakhir dengan kerusakan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">"Setiap tahun ada sekitar 500.000 penderita TBC baru di Indonesia. Dari jumlah itu, 425 penderita meninggal setiap harinya," demikian diungkapkan Fajar Arif Budiman dari Koalisi untuk Indonesia Sehat (KuIS). Tak heran, jika data tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan penderita TBC tertinggi ketiga di dunia, setelah India dan Cina. "Tingginya populasi penderita penyakit ini selain karena faktor gizi yang buruk, juga rendahnya kesadaran masyarakat untuk berobat. Padahal, pemerintah sudah menyediakan pengobatan gratis bagi para penderita."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Fajar menyangkal bila penyakit yang awalnya menyerang paru-paru ini dikatakan hanya dialami kalangan miskin. Pendapat tersebut diiyakan oleh dr. H.M. Vinci Gazali, Sp.A. Menurutnya, angka penderita TBC akan meningkat seiring dengan melemahnya kondisi ekonomi negara. Di Indonesia, contohnya, jumlah penderita meningkat ketika negara dihantam krisis moneter.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Jumlah penderita TBC juga cenderung meningkat seiring makin banyaknya pengidap HIV/AIDS. Lo, kenapa begitu? Dokter anak dari RS MMC, Kuningan, Jakarta ini menjelaskan, bakteri TBC hanya bisa ditangkal sel-sel darah putih. Karenanya, jika ada kerusakan sel darah putih atau jumlah sel darah putih dalam tubuh kurang, apa pun penyebabnya, maka yang bersangkutan berisiko tinggi terkena TBC. "Minimnya jumlah sel darah putih seperti pada penderita HIV/AIDS membuat sistem pertahanan tubuh tidak optimal hingga mudah diserang oleh bakteri TBC."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Gejala utama TBC pada anak umumnya hanya berupa demam ringan namun berlangsung lama. Sedikit kenaikan suhu tubuh yang tak kunjung reda dijelaskan oleh Vinci, "TBC merupakan infeksi kronis. Tubuh akan bereaksi terhadap bakteri-bakteri yang sudah masuk ke dalam tubuh dengan meningkatkan metabolisme. Nah, meningkatnya metabolisme inilah yang secara otimatis menaikkan suhu tubuh."<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Ciri lain, berat badan anak biasanya tak bertambah. Ini karena kalori yang dipakai untuk menaikkan berat badan dipakai untuk melawan bakteri TBC. Disamping itu, penderita pun umumnya malas makan sehingga makin menghambat pertambahan berat badannya. Anak pun terlihat rewel, gelisah, lesu, dan mudah berkeringat. Berdasarkan gejala-gejala tersebut, dokter akan melakukan serangkaian tes untuk menentukan apakah anak terkena TBC atau tidak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">MENULAR LEWAT UDARA</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">TBC sendiri merupakan penyakit yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis. Masa inkubasinya berbeda dari penyakit lain. Pada penyakit lain, inkubasi diartikan sebagai tenggang waktu antara mulai masuknya bibit penyakit sampai munculnya gejala seperti demam. Sedangkan pada TBC, masa inkubasi dihitung dari masuknya kuman hingga timbulnya pembesaran getah bening di dalam paru-paru yang kadang tidak memperlihatkan gejala. Masa inkubasi ini rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu. Di saat itulah dokter sudah bisa mengatakan si kecil telah positif mengidap TBC. Setelah masa inkubasi barulah timbul gejala.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Menurut Vinci, anak umumnya mengidap TBC lantaran tertular orang dewasa. Pada orang dewasa, bakteri penyebab TBC masuk ke paru-paru kemudian menyerang dinding saluran napas dengan membentuk rongga yang berisi nanah dan bakteri TBC. Nah, setiap kali yang bersangkutan batuk, bakteri TBC yang berukuran kurang dari 10 mikron ikut terlontar keluar dan melayang-layang di udara. Kalau anak yang sehat menghirup udara yang kebetulan mengandung bakteri TBC, maka ia berkemungkinan terkena.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Namun pada anak-anak, bakteri yang ikut masuk tadi hanya menyerang jaringan paru-paru. Jadi, tidak sampai menyerang dinding saluran napas/bronchus. Itulah sebabnya, anak yang menderita TBC umumnya tidak memperlihatkan gejala batuk. Karena tidak pernah batuk, bakteri jadi tidak pernah keluar dan anak tidak akan pernah menularkan penyakitnya kepada orang lain. Fase ini dinamakan sebagai TBC tertutup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Meski begitu, pada anak-anak dengan status gizi sangat buruk, bakteri TBC bisa saja menyerang saluran bronchusnya hingga menimbulkan rongga bernanah berisi bakteri TBC seperti layaknya TBC pada orang dewasa. Anak akan sering terbatuk dan ikut keluarlah nanah dan bakteri yang bercokol di tubuhnya. TBC anak yang seperti ini bersifat menular dan fasenya bukan tertutup lagi, melainkan sudah terbuka.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Hal yang perlu diwaspadai dari penyakit ini adalah terjadinya komplikasi. Komplikasi terjadi karena bakteri yang masuk ke paru-paru tidak bisa dilawan oleh sel darah putih. Akibatnya, bakteri tersebut masuk ke aliran darah dan menyerang organ-organ vital seperti tulang, sendi panggul, otak, dan lain-lain. Hal ini umumnya terjadi pada anak yang belum mendapat vaksinasi BCG atau bisa juga karena ibu menderita TBC di masa hamil dan kemudian menularkannya pada bayi melalui ASI. Risiko tertular makin besar bila si anak memiliki kondisi gizi buruk.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">TES UNTUK MENDETEKSI<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Vinci menjelaskan, tidak mudah untuk memvonis seorang anak mengidap TBC. Dibutuhkan serangkaian tes dan konsultasi langsung dengan keluarga untuk menemukan jawaban pastinya:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">1. TES RONTGEN</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Tes ini untuk mengetahui ada tidaknya flek paru pada anak. Sayangnya hasil foto rontgen tak bisa dijadikan patokan mutlak. Sebab, flek paru pada anak untuk menentukan sebuah penyakit tidaklah khas. Artinya, flek yang disebabkan oleh TBC dan asma, contohnya, relatif sama. Ini berbeda dengan orang dewasa, foto flek paru akibat TBC pada orang dewasa umumnya sedikit berawan pada bagian atas, sedangkan pada penderita asma berawan pada bagian bawah.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, anak yang tidak ada flek parunya saat di-rontgen bukan berarti bebas dari TBC. Bisa saja dia tidak terkena TBC paru, tapi TBC tulang hingga hasilnya tidak tampak. Pemeriksaan rontgen ini tentu saja mesti diikuti tes lainnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">2. TES MANTOUX</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kadar sel darah putih (leukosit) pada anak. Jika jumlah sel leukosit menunjukkan peningkatan tajam melebihi standar normal (>10 milimeter), ada kemungkinan yang bersangkutan menderita TBC. Meningkatnya sel darah putih ini berguna untuk melawan bakteri TBC. Pemeriksaan ini umumnya dilanjutkan dengan screening untuk menentukan apakah ia positif terkena TBC atau tidak. Pemeriksaan ini juga mesti dilakukan hati-hati, karena bukan berarti anak yang jumlah leukositnya rendah negatif pastilah TBC. Mungkin saja si anak berstatus gizi sangat buruk, hingga tubuhnya tidak bisa memproduksi sel darah putih, alias kekebalan tubuhnya terganggu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">3. TES DARAH</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana laju endap darahnya. Selain bisa juga ditemukan adanya antibodi TBC. Jika laju endap darahnya kurang baik dan ditemukan antibodi TBC, besar kemungkinan si kecil terkena TBC.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">4. WAWANCARA</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit anak, wawancara mesti dilakukan secara detail. Beberapa yang hal yang biasanya ditanyakan antara lain lamanya demam, siapa saja anggota keluarga yang berpotensi kemungkinan menularkan penyakit, adakah keluarga yang mengidap TBC. Semua pertanyaan itu sangat penting untuk menegakkan diagnosa TBC pada anak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">OBATI DENGAN TUNTAS</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Jika anak positif terkena TBC, dokter akan memberikan obat antibiotika khusus TBC yang harus diminum dalam jangka panjang yang berlangsung minimal 6 bulan. Lamanya pengobatan tidak bisa diperpendek karena bakteri TBC tergolong sulit mati dan sebagian ada yang "tidur". Dengan pengobatan jangka panjang, diharapkan bakteri yang "tidur" itu bisa dihabisi begitu terbangun. Sedangkan sisa bakteri akan hancur sendiri oleh adanya kekebalan tubuh. Lagi pula jika dosis obat untuk enam bulan lalu dipersingkat dan dipadatkan menjadi satu bulan, penderita bisa keracunan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Jenis obat yang biasa diberikan di antaranya rifampisin atau pirazinamide. Jangka waktu pengobatan bisa bertambah jika penyakitnya cukup berat. Bahkan bukan tidak mungkin akan dilanjutkan dengan obat-obat suntikan untuk TBC yang mesti diberikan setiap hari dengan dosis tertentu. Untuk kasus TBC berat, penderita pun kadang harus menjalani rawat inap.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Setelah sembuh, penderita TBC biasanya diharuskan menjalani evaluasi guna melihat reaksi obat dan tingkat kesembuhan pasien. Caranya, mengamati pertambahan berat badan dan gejala-gejala lain yang menyertai TBC. Meski terlihat sembuh, si kecil tetap harus menghabiskan obat yang ada. Dengan cara itu, semua bakteri TBC bisa dihancurkan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-weight: bold;">AYO TANGKAL TBC</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Penyakit TBC bisa menimbulkan komplikasi, yaitu menyerang beberapa organ vital tubuh, di antaranya:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">1. TULANG<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">TBC tulang ini bisa disebabkan oleh bakteri TBC yang mengendap di paru-paru, lalu terjadi komplikasi dan masuk ke tulang. Atau bisa juga bakteri TBC langsung masuk ke tulang lewat aliran darah dari paru-paru. Waktu yang dibutuhkan bakteri untuk masuk dan merusak tulang bervariasi. Ada yang singkat, tapi ada pula yang lama hingga bertahun-tahun. Bakteri TBC biasanya akan berkembang biak dengan pesat saat kondisi tubuh sedang lemah, misalnya selagi anak terkena penyakit berat. Saat itu kekebalan tubuhnya menurun, sehingga bakteri pun leluasa menjalankan aksinya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Bagian tulang yang biasa diserang bakteri TBC adalah sendi panggul, panggul dan tulang belakang. Gangguan tulang belakang bisa terlihat dari bentuk tulang belakang penderita. Biasanya tidak bisa tegak, bisa miring ke kiri, ke kanan, atau ke depan. Sendi panggul yang rusak pun membuat penderita tidak bisa berjalan dengan normal. Sedangkan pada ibu hamil, kelainan panggul membuatnya tidak bisa melahirkan secara normal. Jika kelainannya masih ringan, upaya pemberian obat-obatan dan operasi bisa dilakukan. Lain halnya jika berat, tindakan operasi tidak bisa menolong karena sendi atau tulang sudah hancur. Penderita bisa cacat seumur hidup.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">2. USUS<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Selain karena komplikasi, TBC usus ini bisa timbul karena penderita mengonsumsi makanan/minuman yang tercemar bakteri TBC. Bakteri ini bisa menyebabkan gangguan seperti penyumbatan, penyempitan, bahkan membusuknya usus. Ciri penderita TBC usus antara lain anak sering muntah akibat penyempitan usus hingga menyumbat saluran cerna. Mendiagnosis TBC usus tidaklah mudah karena gejalanya hampir sama dengan penyakit lain. Ciri lainnya tergantung bagian mana dan seberapa luas bakteri itu merusak usus. Demikian juga dengan pengobatannya. Jika ada bagian usus yang membusuk, dokter akan membuang bagian usus itu lalu menyambungnya dengan bagian usus lain.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">3. OTAK<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Bakteri TBC juga bisa menyerang otak. Gejalanya hampir sama dengan orang yang terkena radang selaput otak, seperti panas tinggi, gangguan kesadaran, kejang-kejang, juga penyempitan sel-sel saraf di otak. Kalau sampai menyerang selaput otak, penderita harus menjalani perawatan yang lama. Sayangnya, gara-gara sel-sel sarafnya rusak, penderita tidak bisa kembali ke kondisi normal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">4. GINJAL<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Bakteri TBC pun bisa merusak fungsi ginjal. Akibatnya, proses pembuangan racun tubuh akan terganggu. Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal mengalami gagal ginjal. Gejala yang biasa terjadi antara lain mual-muntah, nafsu makan menurun, sakit kepala, lemah, dan sejenisnya. Gagal ginjal akut bisa sembuh sempurna dengan perawatan dan pengobatan yang tepat. Sedangkan gagal ginjal kronik sudah tidak dapat disembuhkan. Beberapa di antaranya harus menjalani cangkok ginjal.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: bold;">CEGAH DENGAN PERTAHANAN TUBUH</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Seperti disinggung di atas, siapa saja bisa terjangkit penyakit ini, apalagi Indonesia merupakan daerah endemik. Kita tidak bisa menghindar, yang bisa dilakukan adalah mencegah supaya tidak tertular. Karena penularan penyakit ini ada kaitannya dengan daya tahan tubuh, maka hal yang mesti dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh. Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">* Konsumsi makanan bergizi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi leukosit pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri TBC yang kemungkinan terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan terjadinya komplikasi berat akibat TBC.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">* Vaksinasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih menjadi cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski begitu, vaksinasi ini tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya menderita TBC ringan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">* Lingkungan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC berlangsung cepat. Itulah mengapa upayakan lingkungan yang sehat dan jaga kebersihan makanan dan minuman. Istirahat dan berolahragalah yang cukup agar daya tahan tubuh meningkat. Lewat cara itu, semoga kita semua terbebas dari penyakit yang diperingati setiap 24 Maret ini.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt;">Saeful Imam. Ilustrator: Pugoeh<o:p></o:p></span></p>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-998055323259400320.post-63531478598645256662007-09-21T21:02:00.000-07:002007-09-21T21:09:49.771-07:00TB paru<h2 class="page-title"><span style="font-size:100%;">Waspadai Penyakit TB paru, Seorang Penderita TB Dewasa Bisa Menulari Sepuluh Anak</span></h2> <!-- start main content --> <!-- begin content --> <div class="meta">Posted in <a href="http://agnes.ismailfahmi.org/taxonomy/term/69">Tulisan di Koran</a> by Agnes Tri Harja... on Sun, 2004-03-28 11:00</div> <div class="main"> <p><span style="font-size:78%;">dikutip dari : Pikiran Rakyat, Minggu, 28 Maret 2004<br />http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/28/hikmah/lainnya02.htm</span></p> <p><br /></p><p>RAMBUTNYA tampak kusam kemerahan. Matanya yang cekung menatap tanpa gairah. Tubuh kecil dan kurus membuatnya terlihat ringkih. Sesekali digunakannya lengan baju untuk mengusap ingus yang keluar. Batuk- batuk kecil pun kerap terdengar dari mulutnya. Anak lelaki itu berjalan lunglai, bersama seorang ibu yang menggandengnya.Masuk ke dalam ruang praktik dokter, ibunya bercerita " Anak saya sakit biasa Dok, panas-batuk-pilek. Sekarang, batuknya sudah 3 minggu lebih belum sembuh. Tapi saya bosan, hampir setiap bulan saya ganti dokter. Ririwit pisan budak teh, Dok (mudah sekali sakit anak ini, Dok). Mana makannya susah sekali. Padahal sudah saya beri vitamin dan obat cacing, tapi tetap saja kurus begini."</p> <p>Dokter memeriksa dengan teliti, memberi surat pengantar ke laboratorium, dan berpesan agar mereka kembali kontrol. Akhirnya, dokter menyimpulkan, "Ibu, anak ibu kemungkinan menderita tuberculosis (TB) Paru."</p> <p>"Hah!?" Kontan si ibu terhenyak.</p> <p>"Dari mana, Dok? Di keluarga saya mah tidak ada turunan yang begini. Memang bapak tetangga sebelah itu Dok, seperti yang saya ceritakan kemarin, sering batuk-batuk. Katanya punya penyakit bronchitis. Dulu malah pernah batuk darah, sudah bosan berobat tapi belum sembuh juga katanya."</p> <p>Dokter pun menjawab, " Saya memang sering mendengar masyarakat awam menyebut penyakit ini bronchitis, Bu. Padahal sama sekali berbeda. Lagipula, penyakit TB memang tidak diturunkan, tapi menular ."</p> <p>Setiap tahun dunia diingatkan tentang bahaya TB melalui "TB Day" yang diperingati setiap tanggal 24 Maret. Walaupun pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyakit TB, angka kejadian penyakit ini tetap tinggi dan cenderung meningkat.</p> <p>Kasus di atas sering terjadi di masyarakat. Penderita TB anak yang tidak terdeteksi, atau terlambat diketahui. Selain karena sulitnya dokter mendiagnosa kasus TB pada anak, banyak pula masyarakat yang belum mengetahui seluk beluk penyakit ini. Masih banyak orang yang tidak mengerti bahwa penyakit TB dapat menular. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak waspada ketika mengetahui ada penderita TB dewasa di sekitarnya. Penderita sendiri terkadang malas berobat atau tidak tuntas menyelesaikan pengobatan. Padahal sumber penularan yang paling berbahaya adalah orang dewasa yang positif menderita TB.</p> <p>Dalam 'Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis' yang dikeluarkan Departemen kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2003, diperkirakan terdapat 8 juta kasus baru terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan hampir 3 juta orang meninggal sebagai akibat langsung dari penyakit ini. Kasus tuberculosis pada anak terjadi sekira 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di antaranya meninggal dunia. Laporan World Health Organization (WHO), tahun 1997, menyebutkan Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal jumlah kasus TB setelah India dan Cina. Pada tahun 1999 WHO memperkirakan, dari setiap 100.000 penduduk Indonesia akan ditemukan 130 penderita baru TB paru dengan bakteri tahan asam (BTA) positif.</p> <p>Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita SpA, dokter spesialis konsultan penyakit paru anak, dalam makalahnya, 'Pencegahan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak' ( tahun 2002) menyebutkan, karena sulitnya mendiagnosa TB pada anak, angka kejadian TB anak belum diketahui secara pasti. Namun bila angka kejadian TB dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian TB anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan menularkan 10 orang di lingkungannya, terutama anak-anak. Karenanya sangat penting untuk mendeteksi TB pada dewasa dan menelusuri rantai penularannya. Sehingga setiap anak yang mempunyai risiko tertular dapat dideteksi dini dan diberi pencegahan.</p> <p>Beberapa hal yang diduga berperan pada kenaikan angka kejadian TB antara lain adalah, diagnosis dan pengobatan yang tidak tepat, kepatuhan yang kurang, migrasi penduduk, peningkatan kasus HIV/AIDS, dan strategi DOTS ( Directly Observed Therapy Short-course) yang belum berhasil. Strategi DOTS adalah program yang direkomendasikan oleh WHO. Sejak tahun 1995 program ini dilaksanakan untuk menanggulangi pemberantasan tuberculosis paru di Indonesia.</p> <p>Apakah tuberculosis itu? Dalam buku Depkes yang sama disebutkan, tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfa, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.</p> <p>Sebagian besar orang yang terinfeksi (80-90%) belum tentu menjadi penderita tuberculosis. Untuk sementara, kuman yang berada dalam tubuh mereka bisa berada dalam keadaan dormant (tidur). Orang yang tidak menjadi sakit tetap mempunyai risiko untuk menderita tuberculosis sepanjang sisa hidupnya. Sedangkan mereka yang menjadi sakit disebut sebagai penderita tuberculosis.</p> <p>Dalam makalah yang berjudul 'Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak' (tahun 2002), dr. Oma Rosmayudi SpA, pengajar di Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Anak Universitas Padjajaran, menjelaskan bahwa penyakit TB ditularkan orang dewasa kepada anak-anak, dan tidak dari anak ke dewasa. Sumber penularan yang paling berbahaya adalah penderita TB dewasa dan orang dewasa yang menderita TB paru dengan kavitas (caverne). Kasus seperti ini sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit melalui batuk, bersin dan percakapan. Semakin sering dan lama kontak, makin besar pula kemungkinan terjadi penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut kontak erat, adalah orangtuanya, orang serumah atau orang yang sering berkunjung.</p> <p>Hal-hal berikut dapat terjadi pada bayi dan anak yang mempunyai kontak erat dengan penderita TB dewasa. Anak mungkin tidak pernah terkena infeksi, terkena infeksi tetapi tidak sampai menderita penyakit, mengalami infeksi yang kemudian menjadi penyakit, atau mengalami infeksi laten beberapa lama kemudian (akan mengalami penyakit apabila terjadi penurunan daya tahan tubuh). Anak yang rawan tertular TB adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Bila terinfeksi, mereka mudah terkena penyakit TB, dan cenderung menderita TB berat seperti TB meningitis, TB milier atau penyakit paru berat. Muncul tidaknya infeksi penyakit TB tergantung beberapa faktor seperti daya tahan tubuh (umur,status gizi, penyakit, ada tidaknya kekebalan spesifik) serta jumlah dan virulensi kuman yang sampai ke saluran di paru-paru. </p> <p>Diagnosis, pengobatan dan pencegahan</p> <p>Mengapa diagnosa pasti TB pada anak sulit ditegakkan?. Diagnosis pasti TB dibuat bila ditemukan basil TB dari bahan yang diambil dari dahak (sputum), bilasan lambung atau jaringan yang terkena penyakit. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat. Karenanya diagnosis TB pada anak didasarkan atas diagnosis kemungkinan (probability) dari hasil gambaran klinis, gambaran radiologis, uji tuberculin dan pemeriksaan lain yang cocok. Selain itu, anak yang menderita TB tidak banyak menunjukkan gejala dan tanda. Hanya sebagian kecil penderita yang memberikan gejala tidak spesifik seperti demam, sulit makan, penurunan berat badan, batuk dan mengi (sesak nafas).</p> <p>Konsensus nasional TB anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2002 membuat alur deteksi dini dan rujukan TB pada anak sebagai berikut. Seorang anak dicurigai menderita TB bila, ada riwayat kontak dengan penderita TB sputum BTA positif, reaksi cepat BCG( timbul kemerahan di lokasi suntikan dalam 3-7 hari setelah imunisasi BCG), berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan kurang yang tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi, demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, batuk lebih dari 3 minggu, pembesaran kelenjar limfe superficial yang spesifik, skrolfuloderma, konjungtivitis fliktenularis, tes tuberculin yang positif (> 10 mm), dan gambaran foto rontgen sugestif TB. Bila ditemukan 3 gejala atau lebih, maka seorang anak dianggap menderita TB dan harus mendapatkan obat anti tuberculosis (OAT). Selanjutnya anak diobservasi selama 2 bulan. Bila keadaannya membaik maka OAT diteruskan, tapi bila tetap atau memburuk harus dirujuk ke rumah sakit.</p> <p>Pengobatan TB pada bayi dan anak pada dasarnya sama dengan TB dewasa. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah dan dosis yang tepat selama 6-9 bulan supaya kuman dapat dibunuh. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Tahap intensif dimaksudkan untuk menghentikan proses penyakit. Tahap ini harus dilaksanakan dengan pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kekebalan obat selama 2 bulan. Sedangkan tahap lanjutan dimaksudkan agar semua kuman yang dorman (tidur) terbunuh. Pemberian obat kombinasi lebih sedikit tetapi dalam jangka waktu lebih panjang yaitu 4 bulan. Semua tahap OAT diberikan setiap hari dalam satu dosis sebelum makan pagi.</p> <p>Mengingat angka kejadian TB yang cenderung meningkat, bagaimanakah cara pencegahan agar anak tidak tertular penyakit ini? Menurut Prof. Cissy dalam makalah yang sama, TB pada bayi dan anak dapat dicegah dengan beberapa cara seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin), pengobatan untuk pencegahan (kemoprofilaksis), menghindari kontak dengan penderita TB, mendiagnosis dan mengobati kasus TB dewasa secara tepat, serta dengan menerapkan strategi DOTS .</p> <p>Cara-cara pencegahan di atas telah dilakukan di Indonesia. Dengan segala keterbatasan yang ada, pemerintah telah melakukan Program pemberantasan tuberculosis paru dan berbagai kebijakan lainnya. Namun semua itu belum memperlihatkan hasil yang nyata. Karenanya peran aktif dokter dan masyarakat akan sangat membantu dalam pemberantasan penyakit ini.</p> <p>Para dokter diharapkan selalu menambah pengetahuan dan ketrampilan agar dapat mendeteksi serta mendiagnosis penyakit TB pada stadium dini. Sedangkan masyarakat dituntut lebih proaktif dalam meningkatkan pengetahuan dan keingin-tahuan mengenai penyakit ini. Bila pengetahuan masyarakat bertambah, masyarakat akan lebih waspada, sehingga penyakit TB pada anak dapat terdeteksi dan terobati sejak awal.</p> <p>Selain itu, masyarakat dapat membantu melaporkan kasus baru TB dewasa dan memberikan motivasi pada penderita untuk berobat dan tidak bosan meminum obat. Hasilnya, akan semakin banyak penderita dewasa yang sembuh dan tidak lagi menularkan penyakitnya pada anak-anak. Ingat, hembusan nafas setiap penderita TB paru dewasa dapat menular pada sepuluh anak disekitarnya, jangan biarkan! (Agnes Tri Harjaningrum, dokter umum, dan peserta klub penulisan Hardim)</p> <p>Masuk ke dalam ruang praktik dokter, ibunya bercerita " Anak saya sakit biasa Dok, panas-batuk-pilek. Sekarang, batuknya sudah 3 minggu lebih belum sembuh. Tapi saya bosan, hampir setiap bulan saya ganti dokter. Ririwit pisan budak teh, Dok (mudah sekali sakit anak ini, Dok). Mana makannya susah sekali. Padahal sudah saya beri vitamin dan obat cacing, tapi tetap saja kurus begini."</p> <p>Dokter memeriksa dengan teliti, memberi surat pengantar ke laboratorium, dan berpesan agar mereka kembali kontrol. Akhirnya, dokter menyimpulkan, "Ibu, anak ibu kemungkinan menderita tuberculosis (TB) Paru."</p> <p>"Hah!?" Kontan si ibu terhenyak.</p> <p>"Dari mana, Dok? Di keluarga saya mah tidak ada turunan yang begini. Memang bapak tetangga sebelah itu Dok, seperti yang saya ceritakan kemarin, sering batuk-batuk. Katanya punya penyakit bronchitis. Dulu malah pernah batuk darah, sudah bosan berobat tapi belum sembuh juga katanya."</p> <p>Dokter pun menjawab, " Saya memang sering mendengar masyarakat awam menyebut penyakit ini bronchitis, Bu. Padahal sama sekali berbeda. Lagipula, penyakit TB memang tidak diturunkan, tapi menular ."</p> <p>Setiap tahun dunia diingatkan tentang bahaya TB melalui "TB Day" yang diperingati setiap tanggal 24 Maret. Walaupun pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyakit TB, angka kejadian penyakit ini tetap tinggi dan cenderung meningkat.</p> <p>Kasus di atas sering terjadi di masyarakat. Penderita TB anak yang tidak terdeteksi, atau terlambat diketahui. Selain karena sulitnya dokter mendiagnosa kasus TB pada anak, banyak pula masyarakat yang belum mengetahui seluk beluk penyakit ini. Masih banyak orang yang tidak mengerti bahwa penyakit TB dapat menular. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat tidak waspada ketika mengetahui ada penderita TB dewasa di sekitarnya. Penderita sendiri terkadang malas berobat atau tidak tuntas menyelesaikan pengobatan. Padahal sumber penularan yang paling berbahaya adalah orang dewasa yang positif menderita TB.</p> <p>Dalam 'Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis' yang dikeluarkan Departemen kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2003, diperkirakan terdapat 8 juta kasus baru terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan hampir 3 juta orang meninggal sebagai akibat langsung dari penyakit ini. Kasus tuberculosis pada anak terjadi sekira 1,3 juta setiap tahun dan 450.000 di antaranya meninggal dunia. Laporan World Health Organization (WHO), tahun 1997, menyebutkan Indonesia menempati urutan ketiga dunia dalam hal jumlah kasus TB setelah India dan Cina. Pada tahun 1999 WHO memperkirakan, dari setiap 100.000 penduduk Indonesia akan ditemukan 130 penderita baru TB paru dengan bakteri tahan asam (BTA) positif.</p> <p>Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita SpA, dokter spesialis konsultan penyakit paru anak, dalam makalahnya, 'Pencegahan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak' ( tahun 2002) menyebutkan, karena sulitnya mendiagnosa TB pada anak, angka kejadian TB anak belum diketahui secara pasti. Namun bila angka kejadian TB dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian TB anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan basil tahan asam (BTA) positif akan menularkan 10 orang di lingkungannya, terutama anak-anak. Karenanya sangat penting untuk mendeteksi TB pada dewasa dan menelusuri rantai penularannya. Sehingga setiap anak yang mempunyai risiko tertular dapat dideteksi dini dan diberi pencegahan.</p> <p>Beberapa hal yang diduga berperan pada kenaikan angka kejadian TB antara lain adalah, diagnosis dan pengobatan yang tidak tepat, kepatuhan yang kurang, migrasi penduduk, peningkatan kasus HIV/AIDS, dan strategi DOTS ( Directly Observed Therapy Short-course) yang belum berhasil. Strategi DOTS adalah program yang direkomendasikan oleh WHO. Sejak tahun 1995 program ini dilaksanakan untuk menanggulangi pemberantasan tuberculosis paru di Indonesia.</p> <p>Apakah tuberculosis itu? Dalam buku Depkes yang sama disebutkan, tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara pernafasan ke dalam paru. Kemudian kuman menyebar dari paru ke bagian tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfa, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.</p> <p>Sebagian besar orang yang terinfeksi (80-90%) belum tentu menjadi penderita tuberculosis. Untuk sementara, kuman yang berada dalam tubuh mereka bisa berada dalam keadaan dormant (tidur). Orang yang tidak menjadi sakit tetap mempunyai risiko untuk menderita tuberculosis sepanjang sisa hidupnya. Sedangkan mereka yang menjadi sakit disebut sebagai penderita tuberculosis.</p> <p>Dalam makalah yang berjudul 'Diagnosis dan Pengobatan Tuberkulosis pada Bayi dan Anak' (tahun 2002), dr. Oma Rosmayudi SpA, pengajar di Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Anak Universitas Padjajaran, menjelaskan bahwa penyakit TB ditularkan orang dewasa kepada anak-anak, dan tidak dari anak ke dewasa. Sumber penularan yang paling berbahaya adalah penderita TB dewasa dan orang dewasa yang menderita TB paru dengan kavitas (caverne). Kasus seperti ini sangat infeksius dan dapat menularkan penyakit melalui batuk, bersin dan percakapan. Semakin sering dan lama kontak, makin besar pula kemungkinan terjadi penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut kontak erat, adalah orangtuanya, orang serumah atau orang yang sering berkunjung.</p> <p>Hal-hal berikut dapat terjadi pada bayi dan anak yang mempunyai kontak erat dengan penderita TB dewasa. Anak mungkin tidak pernah terkena infeksi, terkena infeksi tetapi tidak sampai menderita penyakit, mengalami infeksi yang kemudian menjadi penyakit, atau mengalami infeksi laten beberapa lama kemudian (akan mengalami penyakit apabila terjadi penurunan daya tahan tubuh). Anak yang rawan tertular TB adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Bila terinfeksi, mereka mudah terkena penyakit TB, dan cenderung menderita TB berat seperti TB meningitis, TB milier atau penyakit paru berat. Muncul tidaknya infeksi penyakit TB tergantung beberapa faktor seperti daya tahan tubuh (umur,status gizi, penyakit, ada tidaknya kekebalan spesifik) serta jumlah dan virulensi kuman yang sampai ke saluran di paru-paru. </p> <p>Diagnosis, pengobatan dan pencegahan</p> <p>Mengapa diagnosa pasti TB pada anak sulit ditegakkan?. Diagnosis pasti TB dibuat bila ditemukan basil TB dari bahan yang diambil dari dahak (sputum), bilasan lambung atau jaringan yang terkena penyakit. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat. Karenanya diagnosis TB pada anak didasarkan atas diagnosis kemungkinan (probability) dari hasil gambaran klinis, gambaran radiologis, uji tuberculin dan pemeriksaan lain yang cocok. Selain itu, anak yang menderita TB tidak banyak menunjukkan gejala dan tanda. Hanya sebagian kecil penderita yang memberikan gejala tidak spesifik seperti demam, sulit makan, penurunan berat badan, batuk dan mengi (sesak nafas).</p> <p>Konsensus nasional TB anak IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2002 membuat alur deteksi dini dan rujukan TB pada anak sebagai berikut. Seorang anak dicurigai menderita TB bila, ada riwayat kontak dengan penderita TB sputum BTA positif, reaksi cepat BCG( timbul kemerahan di lokasi suntikan dalam 3-7 hari setelah imunisasi BCG), berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan kurang yang tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi, demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas, batuk lebih dari 3 minggu, pembesaran kelenjar limfe superficial yang spesifik, skrolfuloderma, konjungtivitis fliktenularis, tes tuberculin yang positif (> 10 mm), dan gambaran foto rontgen sugestif TB. Bila ditemukan 3 gejala atau lebih, maka seorang anak dianggap menderita TB dan harus mendapatkan obat anti tuberculosis (OAT). Selanjutnya anak diobservasi selama 2 bulan. Bila keadaannya membaik maka OAT diteruskan, tapi bila tetap atau memburuk harus dirujuk ke rumah sakit.</p> <p>Pengobatan TB pada bayi dan anak pada dasarnya sama dengan TB dewasa. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah dan dosis yang tepat selama 6-9 bulan supaya kuman dapat dibunuh. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Tahap intensif dimaksudkan untuk menghentikan proses penyakit. Tahap ini harus dilaksanakan dengan pengawasan ketat untuk mencegah terjadinya kekebalan obat selama 2 bulan. Sedangkan tahap lanjutan dimaksudkan agar semua kuman yang dorman (tidur) terbunuh. Pemberian obat kombinasi lebih sedikit tetapi dalam jangka waktu lebih panjang yaitu 4 bulan. Semua tahap OAT diberikan setiap hari dalam satu dosis sebelum makan pagi.</p> <p>Mengingat angka kejadian TB yang cenderung meningkat, bagaimanakah cara pencegahan agar anak tidak tertular penyakit ini? Menurut Prof. Cissy dalam makalah yang sama, TB pada bayi dan anak dapat dicegah dengan beberapa cara seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin), pengobatan untuk pencegahan (kemoprofilaksis), menghindari kontak dengan penderita TB, mendiagnosis dan mengobati kasus TB dewasa secara tepat, serta dengan menerapkan strategi DOTS .</p> <p>Cara-cara pencegahan di atas telah dilakukan di Indonesia. Dengan segala keterbatasan yang ada, pemerintah telah melakukan Program pemberantasan tuberculosis paru dan berbagai kebijakan lainnya. Namun semua itu belum memperlihatkan hasil yang nyata. Karenanya peran aktif dokter dan masyarakat akan sangat membantu dalam pemberantasan penyakit ini.</p> <p>Para dokter diharapkan selalu menambah pengetahuan dan ketrampilan agar dapat mendeteksi serta mendiagnosis penyakit TB pada stadium dini. Sedangkan masyarakat dituntut lebih proaktif dalam meningkatkan pengetahuan dan keingin-tahuan mengenai penyakit ini. Bila pengetahuan masyarakat bertambah, masyarakat akan lebih waspada, sehingga penyakit TB pada anak dapat terdeteksi dan terobati sejak awal.</p> <p>Selain itu, masyarakat dapat membantu melaporkan kasus baru TB dewasa dan memberikan motivasi pada penderita untuk berobat dan tidak bosan meminum obat. Hasilnya, akan semakin banyak penderita dewasa yang sembuh dan tidak lagi menularkan penyakitnya pada anak-anak. Ingat, hembusan nafas setiap penderita TB paru dewasa dapat menular pada sepuluh anak disekitarnya, jangan biarkan! (Agnes Tri Harjaningrum, dokter umum, dan peserta klub penulisan Hardim)</p> </div>Penyakit Pada Anakhttp://www.blogger.com/profile/08636646392411637002noreply@blogger.com0