Home

Mengenai Saya

Penyakit pada anak sebenarnya dapat diatasi jika gejalanya diketahui. sering orang tua panik pada saat anaknya sakit dikarenakan ketidaktahuan atas gejala penyakit yang diderita anaknya. untuk itu melalui blog ini yang beberapa artikelnya saya kutip dari website lain, mari sesama orang tua berbagi informasi tentang penyakit pada anak, pengobatan dan penanggulangannya

buku tentang anak


Masukkan Code ini K1-YD43Y4-D
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Tips dan info Ibu Hamil

Jumat, 21 September 2007

Kejang Demam

Kejang Demam
dikutip dari : website sumber tidak jelas.

Tentang Artikel


Artikel ini sengaja ditulis sebagai bentuk kepedulian bagi mereka yang mencari-cari informasi tentang Kejang Demam atau dalam istilah kedokteran dikenal dengan nama Febrile Convulsion atau Convalsio Febrillis. Istilah umum yang lebih membumi untuk keadaan ini adalah stuip (baca: stip).

Cukup banyak pengunjung untuk ukuran situs kecil ini yang mencari informasi tentang hal tersebut. Keyword “kejang demam” sendiri selalu menempati posisi 10 besar dalam statistik bulanan situs ini sejak Desember 2004. Mereka yang mencari selalu dihantarkan pada halaman Demam Bukanlah Musuh Yang Harus Diperangi publikasi 3 November 2004, yang mana artikel aslinya dapat ditemukan pada situs We R Mommies. Artikel tersebut dikutip lengkap dan dipublikasikan pada situs ini dengan tujuan awal sebagai referensi pribadi semata. Namun kompleksitas dunia maya internet membuatnya menjadi konsumsi publik.

Sebuah informasi yang membuat saya tertarik dengan artikel tersebut adalah kutipan berikut ini:

* Not all fevers need to be treated but many physicians do so to relieve parental concern.

* Tidak semua panas badan (demam) memerlukan pengobatan, namun banyak dokter melakukannya hanya untuk mengurangi kegelisahan orangtua.

– (Europe[an] Journal Pediatric, 1994 Jun)

Catatan Yang Perlu Anda Ketahui

Karena saya bukanlah seorang profesional medis, dan tidak sedikit pun memiliki latar belakang pendidikan medis maka hal berikut ini adalah penting untuk anda ketahui.

Informasi pada artikel ini disediakan dengan tujuan informatif semata-mata dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat dan saran yang diberikan oleh dokter pribadi anda atau profesional medis lainnya. Anda sebaiknya tidak menggunakan informasi yang ada di sini untuk mendiagnosa atau dasar menyelesaikan masalah kesehatan atau pengobatan.

Anda juga diminta untuk membaca dan memahami halaman yang ditautkan atau link pada situs-situs yang saya jadikan sumber artikel ini guna menghindari salah paham atas apa yang dikutip dan diuraikan.

Anak Anda Demam?

Demam merupakan gejala dari suatu penyakit. Seseorang dikatakan mengalami demam apabila suhu badan lebih dari 37,8oC.

Demam merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau masuknya zat asing ke dalam tubuh. Apabila mengalami demam, harus diwaspadai adanya penyakit yang sedang menyerang tubuh. Dengan mengetahui penyebab demam akan sangat membantu menentukan pengobatan bagi penderita.

Tergantung dari penyebabnya, tanda / gejala yang menyertai demam dapat meliputi :

Berkeringat, menggigil, sakit kepala, sakit otot, kehilangan nafsu makan, dehidrasi, badan lemah, dll

Demam yang sangat tinggi antara 39,4oC – 41,1oC dapat menyebabkan halusinasi, kebingungan, mudah marah, bahkan kejang-kejang.

– (Mengapa Demam Perlu Diwaspadai?. Klinik Prodia.)

Tabel berikut ini mengandung informasi batas atas suhu tubuh normal pada termometer raksa dan digital menggunakan metoda rektal (pengecekan melalui anus/dubur) dan oral (pengecekan dilakukan pada mulut).

Method Time 3 and Under Over 3

Rectal temperature

(Mercury Thermometer) 2 minutes 100.4º F

(38º C) 100º F

(37.8º C)

Oral temperature

(Mercury Thermometer) 2 minutes 99.5º F

(37.5º C) 99º F

(37.2º C)

Rectal Temperature

(Digital Thermometer) 1 minute 100.4º F

(38º C) 100º F

(37.8º C)

Oral Temperature

(Digital Thermometer) 1 minute 99.5º F

(37.5º C) 99º F

(37.2º C)

(Lihat: Febrile convulsions. Medical Library, American Academy of Pediatrics.)

Kejang Demam

Untuk menghindari kesalahpahaman dan lebih mengenali apa itu kejang demam, ada baiknya kita mengetahui apa sebenarnya kejang demam dan beberapa hal yang terkait dengan serangan kejang demam. Berikut ini adalah beberapa petikan informasi yang saya dapatkan dari beberapa situs yang mengandung artikel berisi informasi tentang kejang demam.

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu (suhu rektal lebih dari 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (diluar rongga kepala). Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi yang berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus dibedakan dengan epilepsi, yaitu yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.

– (Kejang Demam. Info Kesehatan, MER-C. Maret 2004)

Kejang demam, dalam istilah medis dikenal sebagai febrile konvulsi, adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38oC), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium (di luar susunan saraf pusat). Penyakit ini paling sering terjadi pada anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun.

Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1oC akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen 20%. Akibatnya terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel otak dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, sehingga terjadi lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik yang cukup besar dapat meluas ke seluruh sel/membran sel di dekatnya dengan bantuan neurotransmiter, sehingga terjadi kejang.

Kejang tersebut kebanyakan terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis (peradangan pada amandel), infeksi pada telinga, dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Kejang umumnya berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf.

Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (> 15 menit) sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dari otak.

– (Artikel Medis. ThreeInOne. Hal. 5)

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (rectal > 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang demam biasanya terjadi pada anak umur 6bln - 5th. Bila anak berumur kurang dari 6bln atau lebih dari 5th mengalami kejang didahului demam perlu dipikirkan kemungkinan lain, misalnya infeksi susunan saraf pusat, epilepsy yang kebetulan terjadi bersamaan dengan demam.Beberapa faktor penting pada kejang demam adalah demam, umur, dan genetic.

Demam sering disebabkan infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih. Kejang tidak selalu timbul pada suhu yang paling tinggi, kadang-kadang demam yang tidak begitu tinggi sudah dapat menyebabkan kejang. Bila kejang telah terjadi pada demam yang tidak tinggi, anak mempunyai risiko tinggi untuk berulangnya kejang. Kejang demam dibedakan menjadi dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana berlangsung singkat, kurang dari 10 menit, tonik klonik, serangan akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam kompleks cirinya kejang berlangsung > 15 menit; kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang partial; berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

– (Natalina Soesilawati, dr. Sp.A. RS. Mitra Keluarga)

Kejang disebabkan oleh pelepasan hantaran listrik yang abnormal di otak. Gejala-gejala yang timbul dapat bermacam-macam tergantung pada bagian otak yang terpengaruh, tetapi umumnya kejang berkaitan dengan suatu sensasi “aneh”, kekakuan otot yang tidak terkendali, dan hilangnya kesadaran.

Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis. Rendahnya kadar gula darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat-obatan dapat menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh tumor otak atau kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga dapat menyebabkan kejang. Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak diketahui. Kejang yang terjadi berulang mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang dikenal sebagai epilepsi.

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun. Kejang demam dapat timbul bila seorang anak mengalami demam tinggi, biasanya suhu tubuh meningkat dengan cepat mencapai 39 derajat Celsius atau lebih. Walaupun hal ini sangat mengkhawatirkan bagi orang tua, kejang seperti ini umumnya terjadi singkat dan jarang menimbulkan masalah, kecuali bila demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius seperti meningitis. Anak yang mengalami kejang demam tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami epilepsi.

– (Kejang Demam. Tips-tips, Pediatrik.Com. 24 April 2004)

Febrile convulsions are seizures (sometimes known as fits) that occur in a child with a high fever of over 39oC (102.2oF). These most typically occur during the early stages of a viral infection such as a respiratory infection, while the temperature is rising rapidly.

Febrile convulsions can be frightening but they’re rarely serious.

– (Dr Trisha Macnair. Febrile convulsions. Health, BBC)

In children between 6 months and 5 years, fever can trigger seizures, called febrile convulsions. These usually happen during the first few hours of a febrile illness. The child may look “peculiar” for a few moments, then stiffen out, twitch and roll his eyes. He will be unresponsive for a short time, and his skin may appear a little darker than usual during the episode. The entire convulsion usually will last no more than three or four minutes and may be over in a few seconds, but it can seem like a lifetime to a frightened parent. It is reassuring to know that febrile convulsions almost always are harmless, although he should be examined by your pediatrician as soon as possible, particularly if this is the first time it has occurred or if it is more severe or prolonged than others he has had. You need to be sure that the seizure is due to fever and not to a more serious condition such as meningitis.

– (Febrile convulsions. Medical Library, American Academy of Pediatrics.)

A febrile convulsion is a common medical condition when a convulsion or fit is brought on by an elevated temperature. Babies and young children often have illnesses that are accompanied by fever - this is a normal part of growing up. Most children with fever suffer only minor discomfort. However, in about 3-4% of infants and toddlers fever brings on a convulsion. These kinds of convulsions are not harmful to the child and do not cause brain damage.

– (Febrile convulsions. Kids health info for parents, Royal Children’s Hospital. Melbourne - Australia)

Penting Untuk Diingat

Setelah mengetahui sekelumit informasi tentang kejang demam yang ada pada kutipan diatas, ada baiknya kita juga mengetahui beberapa hal penting yang harus kita ingat tentang kejang demam itu sendiri. Berikut ini ada listing hasil pencermatan saya pada informasi-informasi terkait dengan kejang demam:

Umum ditemui pada anak-anak dalam rentang usia 3 bulan hingga 6 tahun. Lebih detail; 2-4% pada usia dibawah 5 tahun, 4% pada 6 bulan pertama kelahiran, 90% diantara 6 bulan hingga 3 tahun, dan 6% pada usia diatas 3 tahun. (Lihat: Febrile convulsion. PRODIGY Guidance, U.K. National Health Service. April 2002.)

Kejang demam terjadi dalam waktu singkat, umumnya pada rentang waktu dibawah 15 menit. Lebih detail; 78% dialami kurang dari 6 menit, 50% terjadi dibawah 3 menit. sekitar 5% terjadi diatas 30 menit. Diatas rentang waktu 15 menit, serangan tersebut perlu diwaspadai, karena tergolong serangan kompleks yang bisa terjadi lebih dari 1 kali dalam kurun waktu 24 jam.

Kejang terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badan (demam) yang tinggi dan cepat hingga mencapai suhu luar tubuh 38oC atau lebih.

Wujud kejang dapat berupa (bola) mata berbalik ke atas disertai kekakuan atau kelemahan. Atau, terjadi gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan pada anggota gerak. (Lihat: Nanny Selamihardja. Tetaplah Tenang Jika Anak Kejang Demam. Terapi, Intisari. Mei 2001.)

Untuk kasus kejang demam kompleks, biasanya penderita memiliki kelainan neurologis dan atau memiliki riwayat kejang bahkan epilepsi dalam keluarganya

Penderita biasanya akan tidur pulas atau nyenyak setelah mengalami kejang demam.

Secepatnya menurunkan panas badan adalah hal utama menghindari kejang.

Longgarkan pakaian yang ketat atau yang berbahan dasar dengan sifat memerangkap panas.

Gunakan kompres air hangat dan perbanyak minum air putih untuk merangsang turunnya panas badan penderita, hindari penggunaan air dingin dan kompres alkohol. Obat penurun panas dapat pula digunakan bila dibutuhkan. (Lihat: Anak Demam Perlu Kompres?. Keluarga, Bali Post dan Bagaimana Menolong Anak Kejang?. Bias Wanita, Pusat Data dan Informasi PERSI. 16 Feb 2004.).

Hindari penggunaan kopi sebagai anti kejang, gunakan obat pencegah kejang yang diberikan lewat dubur jika penderita tidak dapat mengkonsumsi obat.

Bila terjadi kejang, jangan menahan gerakan-gerakan anak seperti memegangi tangan atau kakinya. Segera miringkan anak apabila kejang telah berhenti.

Keadaan ini tidak identik dengan epilepsi, dimana serangan kejang terjadi berulang-ulang tanpa demam. Ada sekitar 15% kasus epilepsi yang didahului dengan gejala kejang demam. Namun, kurang dari 5% anak kejang demam berkembang menjadi epilepsi.

Tetap monitor suhu tubuh penderita selama 16 hingga 24 jam sejak awal serangan. Karena kemungkinan serangan ulang masih mengintainya.

Yang paling penting, tetap tenang dan tidak panik saat menghadapi gejala dan serangan kejang demam yang terjadi pada penderita.

Benang Merah

Kejang demam yang banyak dialami anak balita yang memiliki sifat bawaan mudah mendapatkan gangguan kesehatan tersebut. Tidak seperti epilepsi, pencetus kejang demam pada umumnya demam tinggi. Bila kejang demam terjadi, tenanglah. Namun bila serangan itu berlanjut lebih dari lima menit, segeralah mencari bantuan dokter.

Orangtua disarankan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan kejang demam. Kalau serangan datang, orang tua hendaknya tetap tenang. Menulis dan mngatakan untuk tetap tetang memang tidak semudah melakukannya saat kita berhadapan dengan penderita, apalagi bila penderita adalah buah hati tercinta. Namun hal tersebut teramat sangat penting, untuk menghindari hal-hal bodoh yang kelak justru akan berakhir dengan kesal tak berkesudahan. Sebab emosi atau kebingungan tidak akan menyelesaikan masalah dengan cepat!

*** fp’31.03.05 - Disarikan dari berbagai sumber. ***

3 komentar:

Anonim mengatakan...

ngeri banget ya soal kejang ini.. ada pengaruhnya ga sih dari makanan yg di konsumsi si anak?

TITIK maniez mengatakan...

4 hari yg lalu anakku habis kejang demam yg disebabkan infeksi saluran pencernaan kt dokter...kira2 apa pnybabnya dan obat apa yg bs djadikan langkah preventif pencegah
an kejang demam?

TITIK maniez mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

tips dan info balita

Bagi-bagi Blog Ini

Health Blogs - BlogCatalog Blog Directory

Pengikut